Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Militer China Berhasil Uji Coba Artileri Jarak Jauh Bertenaga Artificial Intelligence

Uji coba artileri jarak jauh AI diharapkan menghasilkan akurasi tembakan yang lebih besar dan dapat mengurangi biaya perang.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Militer China Berhasil Uji Coba Artileri Jarak Jauh Bertenaga Artificial Intelligence
Hector Retamal via AFP.
Militer China telah berhasil menguji artileri jarak jauh yang ditenagai oleh teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI). Foto helikopter militer China terbang melewati pulau Pingtan, salah satu titik terdekat daratan Tiongkok dari Taiwan, di provinsi Fujian pada 4 Agustus 2022. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Militer China telah berhasil menguji artileri jarak jauh yang ditenagai oleh teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Uji coba ini diharapkan menghasilkan akurasi tembakan yang lebih besar dan dapat mengurangi biaya perang.

Baca juga: Sinyal Perang di Asia Kian Memanas, Kapal Perang AS Tampakan Diri di Selat Taiwan Bikin China Murka

Seperti yang dilaporkan surat kabar yang berbasis di Hong Kong pada Senin (17/4/2023) kemarin, mengutip tim ilmuwan yang mengerjakan teknologi untuk militer China.

Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (18/4/2023), sejumlah tes yang dilakukan oleh para Ahli China pada Juli lalu menetapkan bahwa artileri bertenaga AI yang dipandu oleh laser dapat mencapai target seukuran manusia pada jarak 16 kilometer atau 10 mil melebihi harapan para ahli.

Laporan itu menambahkan bahwa teknologi tersebut berpotensi mengurangi biaya peperangan.

Artileri tradisional memiliki margin kesalahan sekitar 100 meter atau 328 kaki, dengan sistem artileri modern juga terbatas dalam keakuratannya karena memerlukan sejumlah parameter waktu nyata seperti angin dan suhu udara yang perlu diperhitungkan.

Berita Rekomendasi

"Sistem AI mempercepat perhitungan yang diperlukan, yang mengarah ke akurasi yang lebih baik," jelas laporan itu.

Baca juga: Presiden Putin Bertemu Menhan China di Moskow, Apa yang Dibahas?

China dan Amerika Serikat (AS) saat ini bersaing dalam mengembangkan 'artileri pintar' untuk mengurangi biaya peperangan yang berfokus pada produksi lebih banyak peluru artileri daripada rudal yang jauh lebih mahal.

Pada akhir Maret lalu, ilmuwan komputer terkemuka dan pengusaha teknologi, termasuk Elon Musk dan pendiri Apple Steve Wozniak, menandatangani surat terbuka yang menyerukan penghentian segera pelatihan sistem AI selama setidaknya enam bulan untuk menciptakan norma yang mengatur pengembangan dan penggunaan teknologi AI modern.

Surat itu diterbitkan saat kegembiraan dan kecemasan mulai tumbuh di antara publik atas peningkatan kemampuan AI, yang ditunjukkan oleh ChatGPT dan chatbot berbasis AI lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas