Militer China Berhasil Uji Coba Artileri Jarak Jauh Bertenaga Artificial Intelligence
Uji coba artileri jarak jauh AI diharapkan menghasilkan akurasi tembakan yang lebih besar dan dapat mengurangi biaya perang.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
![Militer China Berhasil Uji Coba Artileri Jarak Jauh Bertenaga Artificial Intelligence](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/taiwan-kapal-latihan-perang.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Militer China telah berhasil menguji artileri jarak jauh yang ditenagai oleh teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Uji coba ini diharapkan menghasilkan akurasi tembakan yang lebih besar dan dapat mengurangi biaya perang.
Baca juga: Sinyal Perang di Asia Kian Memanas, Kapal Perang AS Tampakan Diri di Selat Taiwan Bikin China Murka
Seperti yang dilaporkan surat kabar yang berbasis di Hong Kong pada Senin (17/4/2023) kemarin, mengutip tim ilmuwan yang mengerjakan teknologi untuk militer China.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (18/4/2023), sejumlah tes yang dilakukan oleh para Ahli China pada Juli lalu menetapkan bahwa artileri bertenaga AI yang dipandu oleh laser dapat mencapai target seukuran manusia pada jarak 16 kilometer atau 10 mil melebihi harapan para ahli.
Laporan itu menambahkan bahwa teknologi tersebut berpotensi mengurangi biaya peperangan.
Artileri tradisional memiliki margin kesalahan sekitar 100 meter atau 328 kaki, dengan sistem artileri modern juga terbatas dalam keakuratannya karena memerlukan sejumlah parameter waktu nyata seperti angin dan suhu udara yang perlu diperhitungkan.
"Sistem AI mempercepat perhitungan yang diperlukan, yang mengarah ke akurasi yang lebih baik," jelas laporan itu.
Baca juga: Presiden Putin Bertemu Menhan China di Moskow, Apa yang Dibahas?
China dan Amerika Serikat (AS) saat ini bersaing dalam mengembangkan 'artileri pintar' untuk mengurangi biaya peperangan yang berfokus pada produksi lebih banyak peluru artileri daripada rudal yang jauh lebih mahal.
Pada akhir Maret lalu, ilmuwan komputer terkemuka dan pengusaha teknologi, termasuk Elon Musk dan pendiri Apple Steve Wozniak, menandatangani surat terbuka yang menyerukan penghentian segera pelatihan sistem AI selama setidaknya enam bulan untuk menciptakan norma yang mengatur pengembangan dan penggunaan teknologi AI modern.
Surat itu diterbitkan saat kegembiraan dan kecemasan mulai tumbuh di antara publik atas peningkatan kemampuan AI, yang ditunjukkan oleh ChatGPT dan chatbot berbasis AI lainnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.