Pendiri Sindikat Kejahatan Jepang Ini Mengakui Pernah Memasuki Indonesia 2 Kali
Pendiri sindikat kejahatan Jepang Chinese Dragon Wang Nan (51) ternyata pernah memasuki Indonesia sebanyak dua kali dan pakai paspor palsu Jepang.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pendiri sindikat kejahatan Jepang Chinese Dragon Wang Nan (51) ternyata pernah memasuki Indonesia sebanyak dua kali dan pakai paspor palsu Jepang.
"Tahun 1990-an saya dua kali memasuki Indonesia pakai paspor Jepang dengan nama Jepang untuk bisnis jual beli mobil," papar Wang Nan dalam wawancara khusus dengan Tribunnews.com sore ini (18/4/2023).
Jaman dulu paspor Jepang belum pakai foto jadi bisa berpura-pura menjadi orang Jepang dengan surat keterangan domisili asli yang dibeli di pasar gelap di Jepang, tambahnya.
"Dengan dokumen Jepang asli beli di pasar gelap Jepang saya membuat paspor Jepang lalu memasuki Indonesia. Hal itu bisa terjadi karena saya pintar berbahasa Jepang," ungkapnya lagi.
Namun belakangan setelah kembali masuk ke Jepang, dalam sebuah kasus kehilangan mobil milik aktor terkenal Jepang Ken Takakura, akhirnya menemukan saya pihak polisi.
"Di situlah saya ketahuan memiliki paspor Jepang asli tapi palsu dengan identitas orang Jepang yang lain, lalu masuk penjara sekitar dua tahun."
Jual beli mobil bekas Jepang dengan Indonesia berlangsung dengan sangat menguntungkan, tambahnya, karena mungkin juga Indonesia dalam masa bubble ekonomi punya banyak uang saat itu orang kayanya.
Wang Nan sangat menikmati Indonesia saat itu, tambahnya, dan rasanya ingin kembali lagi ke Indonesia setelah dirinya membersihkan diri menjauhkan diri dari kejahatan sejak dilepaskan dari penjara bulan Mei 2014.
Kini kegiatannya membantu para residivis yang baru ke luar dari penjara untuk bisa melanjutkan kehidupan mereka di masyarakat umum.
"Mereka kan kesusahan tempat tinggal belum ada penghasilan perlu makan perlu kerja, saya banyak membantunya."
Wang Nan juga membuat buku yang berjudul Dragon dan Aku - Setengah Hidup dari Kemarahan dan Kesedihan Anggota Pendiri, laku terjual 40.000 eksemplar di Jepang. Tentu dalam bahasa Jepang.
Buku-buku saya dan kumpulan dari teman-teman banyak dikirimkan ke 30 penjara yang ada di Jepang dari total 60 penjara yang ada di Jepang, tambahnya.
"Film mengenai kehidupan saya di Fuji TV juga direkam dan seringkali diputar videonya di berbagai penjara Jepang agar para residivis termotivasi bangkit kembali kehidupannya dengan melihat contoh saya yang berusaha bangkit kembali dalam kehidupan di masyarakat saat ini."