Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Belarus Dukung Rusia di Donetsk, Ukraina Protes dan Tarik Duta Besarnya dari Minsk

Presiden Belarus Alexander Lukashenko mendukung Rusia di Donetsk, Ukraina protes dengan menarik Duta Besarnya di Minsk untuk kembali ke Kyiv.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Presiden Belarus Dukung Rusia di Donetsk, Ukraina Protes dan Tarik Duta Besarnya dari Minsk
President of Russia
Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Alexander Grigoryevich Lukashenko di St. Petersburg, Rusia, pada 30 Desember 2021. - Presidan Belarus menyatakan dukungannya pada Rusia di Donetsk, dengan menawarkan bantuan untuk membangun Repbulik Rakyat Donetsk, wilayah Ukraina yang direbut oleh Rusia pada September 2022 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM - Ukraina telah menarik duta besarnya untuk Belarusia sebagai protes atas pertemuan antara Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, dan Kepala Republik Rakyat Donetsk (DPR) Rusia, Denis Pushilin.

Duta Besar Ukraina di Belarus, Ihor Kyzym, kembali ke Kyiv untuk 'konsultasi' setelah Belarus menunjukkan dukungan nyata kepada Rusia di Donetsk.

"Dalam hal ini, Kementerian Luar Negeri Ukraina membuat keputusan untuk memanggil kembali Duta Besar Ukraina untuk Republik Belarus, Ihor Kyzym, untuk konsultasi," tulis Kementerian Luar Negeri Ukraina pada Rabu (19/4/2023).

Donetsk merupakan satu dari empat wilayah Ukraina yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada September 2022.

Ukraina mengutuk pertemuan antara Presiden Alexander Lukashenko dan Denis Pushilin.

Baca juga: Ukraina Kritik Rencana Damai yang Diusung Brasil, Undang Presiden Lula Lihat Sendiri Dampak Invasi

Ukraina menggambarkannya sebagai tindakan tidak bersahabat yang mencolok oleh Belarus.

Pertemuan itu juga dianggap sebagai upaya untuk mengakui perwakilan administrasi pendudukan Rusia di Donetsk.

Berita Rekomendasi

"Kami meminta Belarus untuk menahan diri dari langkah-langkah destruktif seperti itu dan menghentikan dukungan untuk tindakan Rusia di Ukraina," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina, Rabu (19/4/2023).

Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat di layar yang dipasang di Lapangan Merah saat ia berpidato pada rapat umum dan konser yang menandai aneksasi empat wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Rusia - Lugansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia , di Moskow tengah pada 30 September 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat di layar yang dipasang di Lapangan Merah saat ia berpidato pada rapat umum dan konser yang menandai aneksasi empat wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Rusia - Lugansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia , di Moskow tengah pada 30 September 2022. (Alexander NEMENOV / AFP)

Baca juga: Presiden Belarus Tuduh Polandia Rencanakan Invasi, Ancam akan Sebar Nuklir Strategis Rusia

Presiden Belarus Dukung Rusia di Donetsk

Presiden Alexander Lukashenko menyambut Denis Pushilin ke ibu kota Belarusia, Minsk, pada Selasa (18/4/2023) dikutip dari News.

Itu adalah pertemuan resmi pertama mereka sejak DPR dianeksasi oleh Rusia pada bulan September 2022, bersama dengan Republik Rakyat Lugansk, Wilayah Kherson, dan Zaporozhye.

Presiden Belarusia itu menawarkan bantuan untuk pemulihan di DPR, yang menjadi medan pertempuran terberat selama perang antara Rusia dan Ukraina.

Presiden Alexander Lukashenko ingin kehidupan di Donetsk kembali normal, setelah dianeksasi oleh Rusia.

Militer Ukraina telah berulang kali menyerang Donetsk sejak 2014, ketika DPR menolak kekuasaan Ukraina, menyusul kudeta Maidan yang didukung Barat.

Bagian pemukiman dari ibukota daerah Donetsk telah menjadi salah satu daerah yang terkena dampak, yang sering mengakibatkan korban sipil.

“Ada banyak pekerjaan di depan,” kata Presiden Alexander Lukashenko selama pertemuan tersebut, menurut kantor berita BelTa.

“Perusahaan industri dan pertanian perlu dihidupkan kembali. Pada akhirnya, orang akan tinggal di sana, 100 persen. Dan orang-orang ini perlu diberi makan," katanya dengan yakin.

Oleh karena itu, kami siap memberikan semua bantuan yang diperlukan agar orang-orang yang tidak asing bagi kami akhirnya berhenti menderita," lanjutnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko bertemu dalam agenda bilateral Rusia-Belarusia untuk membahas perkembangan Negara Kesatuan, pada 10 September 2021.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko bertemu dalam agenda bilateral Rusia-Belarusia untuk membahas perkembangan Negara Kesatuan, pada 10 September 2021. (President of Russia)

Baca juga: Rusia Latih Tentara Belarus Pakai Rudal Taktis, Jelang Penyebaran Senjata Nuklir

Hubungan Belarus dan Rusia

Belarus telah lama menjadi sekutu dekat Rusia, namun tidak berpartisipasi langsung dalam invasi Rusia di Ukraina.

Rusia dan Belarus membentuk pengelompokan militer bersama di wilayah Belarusi pada musim gugur 2022 lalu, untuk mengatasi ancaman yang dirasakan dari Barat.

Presiden Alexander Lukashenko menuduh negara-negara Barat ingin menyeret Belarusi ke dalam perang Ukraina untuk memperluas garis depan dan memperluas sumber daya pasukan Rusia.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan pada Maret 2023 lalu, Rusia bermaksud untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus pada awal musim panas ini, dikutip dari RT.

Keputusan ini diambil setelah Inggris berencana untuk memasok amunisi depleted uranium ke Ukraina.

Sebelumnya, Belarus telah berulang kali meminta Rusia untuk menyebarkan senjata nuklir di negaranya.

Belarus khawatir terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh senjata nuklir AS yang ditempatkan di negara-negara tetangganya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas