Ahmad Hidayat Mahasiswa Indonesia di Sudan Mengaku Trauma, 24 Jam Dengar Suara Ledakan Rudal
Ahmad lima hari bertahan di asrama kampusnya sampai tim KBRI Khartoum datang melakukan evakuasi.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahmad Hidayat (23) seorang mahasiswa International University of Africa (IUA) mengaku masih sangat trauma mendengar suara bising.
Pria asal Makassar itu lima hari bertahan di asrama kampusnya sampai tim KBRI Khartoum datang melakukan evakuasi.
"Sepanjang hari 1x24 jam suara ledakan rudal itu terdengar, saya sampai sekarang masih trauma dengar suara kursi jatuh," ucap Ahmad kepada Tribun Network, Jumat (28/4/2023).
Bersama istrinya, Ahmad mengatakan bertahan hidup dengan makanan secukupnya, dibantu pasokan dari KBRI.
Baca juga: 385 WNI dari Sudan Tiba di Asrama Haji Pondok Gede, 9 di Antaranya Sakit saat Dalam Perjalanan
Makanan seadanya seperti mie instan dan air bersih sudah cukup untuk mengisi perutnya.
"Listrik padam, air mati, internet tidak ada. Kami hanya bisa menunggu sampai akhirnya dievakuasi menuju Port Sudan," imbuhnya.
Ahmad juga bertahan hidup di asrama bersama WNI lainnya, mereka saling berbagi makanan.
Di perjalanan menuju Port Sudan bukan tanpa hambatan.
Tatkala militer mengadang laju bus yang mengangkut para WNI.
"Kami tidak tahu apa yang dibicarakan tim KBRI dengan militer selama perjalanan kurang lebih 20 jam dari Khartoum," ungkapnya.
Menurutnya, hanya Port Sudan wilayah yang betul-betul aman dari gencatan senjata antara pasukan bersenjata Sudan dan milisi RSF (Rapid Support Forces).
Diketahui, sebanyak 385 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan sudah tiba di Asrama Haji Pondok Gede, Bekasi, Jumat (28/4/2023).
Baca juga: Perang Saudara di Sudan, Serangan Udara Meningkat saat Genjatan Senjata Berakhir
Mereka diantar menggunakan bus TransJakarta setelah mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang sejak pukul 05.46 WIB.
Asisten Deputi Kedaruratan Manajemen Pasca Bencana, Nelwan Harahap mengatakan dari ratusan WNI delapan di antaranya sakit di perjalanan.
"Delapan orang dalam kondisi sakit dan sekarang masih dilakukan asesmen. Insya Allah nanti kalau perlu ditindaklanjuti sakitnya bisa kita rujukkan segera ke Rumah Sakit Haji Jakarta," kata Nelwan di Asrama Haji, Jumat (28/4/2023).
Menurutnya, sakit yang diderita WNI tersebut terjadi bukan karena dampak dari perang militer di Sudan.
Hal itu akibat perjalanan panjang yang ditempuh dari Khartoum ke Port Sudan dengan jarak tempuh 16 jam lebih.
"Jadi bisa dibayangkan ke Port Sudan itu sudah 16 jam lalu ke Jeddah perjalanan 18 jam kemudian menunggu lagi untuk diterbangkan ke Jakarta," tuturnya.
Namun, Nelwan memastikan pemerintah Indonesia sudah siap dalam mengevakuasi seluruh WNI dari Sudan.
Pantauan Tribunnews, sejumlah WNI dari Sudan dinaikkan ke ranjang IGD untuk mendapatkan penanganan medis.
WNI yang sakit sebagian lagi dinaikkan ke kursi roda.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan para WNI akan diinapkan sementara di Asrama Haji Pondok Gede sebelum dipulangkan ke daerah masing-masing.
Hal ini mengingat perjalanan evakuasi sangat panjang dan melelahkan.