Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudan Bersiap Hadapi Lebih Banyak Kekerasan Meski Ada Gencatan Senjata

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan jumlah korban tewas diperkirakan jauh lebih tinggi dari yang dirilis pemerintah Sudan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Sudan Bersiap Hadapi Lebih Banyak Kekerasan Meski Ada Gencatan Senjata
AFP/-
Warga Sudan menyapa tentara, yang setia kepada panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, di kota Laut Merah Port Sudan pada 16 April 2023. - Pejuang yang berjuang di Sudan mengatakan mereka telah menyetujui jeda kemanusiaan selama berjam-jam, termasuk untuk mengevakuasi yang terluka , pada hari kedua pertempuran kota yang berkecamuk yang menewaskan lebih dari 50 warga sipil termasuk tiga staf PBB dan memicu protes internasional. (Photo by AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KHARTOUM - Angkatan Bersenjata Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) mengatakan bahwa mereka akan memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama 72 jam lagi.

Namun pertempuran terus berlanjut karena kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran gencatan senjata.

"Setidaknya 528 orang tewas dan 4.599 terluka," kata Kementerian Kesehatan Sudan.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan jumlah korban tewas diperkirakan jauh lebih tinggi.

Dikutip dari laman Al Jazeera, Senin (1/5/2023), Wakil Sekretaris Jenderal untuk Kemanusiaan sekaligus Koordinator Urusan dan Bantuan Darurat di PBB, Martin Griffiths mengatakan bahwa konflik yang dimulai pada 15 April lalu itu telah memperdalam krisis kemanusiaan di Sudan.

Baca juga: Kemenlu: Kantor KBRI Khartoum Sementara Pindah Kantor ke Port Sudan Sampai Situasi Kondusif

"Di negara di mana sepertiga penduduknya bergantung pada beberapa bentuk bantuan kemanusiaan sebelum pertempuran meletus," kata Griffiths.

BERITA REKOMENDASI

Bahkan menurutnya, skala dan kecepatan dari dampak konflik yang terjadi di Sudan saat ini belum pernah terjadi sebelumnya.

"Kami sangat prihatin dengan dampak langsung maupun jangka panjang pada semua orang di Sudan dan wilayah yang lebih luas," tegas Griffiths.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas