Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Perdamaian Perang Rusia-Ukraina Bukan di Zelensky, Tapi Kemauan Negara-negara Barat

Perang Rusia-Ukraina saat ini sejatinya sudah bukan perang antar dua negara tersebut, namun pertikaian antara Moskow dengan negara-negara Barat.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kunci Perdamaian Perang Rusia-Ukraina Bukan di Zelensky, Tapi Kemauan Negara-negara Barat
AFP/ARIS MESSINIS
Prajurit Ukraina menembak dengan senjata antipesawat S60 ke posisi Rusia di dekat Bakhmut pada 20 Maret 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Photo by Aris Messinis / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM -- Perang Rusia-Ukraina saat ini sejatinya sudah bukan perang antar dua negara tersebut, namun pertikaian antara Moskow dengan negara-negara Barat.

Ukraina dianggap telah disetir oleh negara-negara Barat yang diketuai Amerika Serikat (AS).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dianggap sudah tidak berdaya di bawah pengaruh negera-negara Barat yang selama ini menyokong dengan senjata-senjata dan bantuan lainnya.

Baca juga: Ukraina Hancurkan Drone yang Diluncurkan Moskow, Sirene Serangan Udara Meraung di Seluruh Negeri

Sehingga jika ingin mendamaikan peperangan tersebut hanya dapat diselesaikan dengan kesepakatan strategis antara Rusia dengan negara-negara Barat.

Konflik antara Moskow dan Kiev secara efektif merupakan konflik antara Rusia dan kolektif Barat sehingga hanya dapat diselesaikan dengan mencapai "kesepakatan strategis".

“Perang ini tidak akan berakhir dengan perolehan posisi, tetapi dengan kesepakatan keamanan baru antara dua blok global,” kata Ibrahim Kalin, penasihat utama presiden Turki untuk kebijakan luar negeri saat wawancara dengan Haberturk TV dikutip darai Russia Today, Selasa (9/5/2023).

Pejabat tersebut mengatakan bahwa dia membahas masalah tersebut dan sikap Moskow terhadapnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut.

BERITA REKOMENDASI

Sementara Türkiye sendiri telah bekerja untuk mencapai "perspektif" dari kesepakatan semacam itu, "iklim internasional saat ini lebih mendukung perang daripada perdamaian," aku Kalin. “Kekuatan besar ingin perang ini berlanjut,” tambahnya, tanpa menyebut nama aktor pro-perang.

Konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina telah menjadi episode “panas” dari konflik yang lebih luas antara Moskow dan kolektif Barat, jelas Kalin, menggambarkan kebuntuan itu sebagai “Perang Dingin 2.0.” Sementara Rusia tampaknya berusaha menghindari permusuhan ketika mengajukan perjanjian keamanan komprehensif tak lama sebelum konflik pecah, Barat menolaknya, catat Kalin.

Baca juga: Jelang Hari Kemenangan, Rusia Luncurkan Serangan Massal ke Ukraina

“Perang ini bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi antara Rusia dan blok Barat. Perang Dingin 2.0,” tegasnya.

Posisi yang disuarakan oleh Kalin tampaknya mengingatkan pada pernyataan yang berulang kali dibuat oleh pejabat tinggi Rusia, yang berulang kali menggambarkan permusuhan yang sedang berlangsung sebagai perang proksi antara Rusia dan Barat, yang hanya dilancarkan di tangan Ukraina.

Sikap tersebut ditegaskan kembali oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada hari Jumat, dengan diplomat top menyatakan bahwa negosiasi tidak akan diadakan “dengan [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelensky, yang merupakan boneka di tangan Barat, tetapi langsung dengan tuannya. .”

Di tengah konflik yang lebih luas antara Rusia dan Barat, Türkiye telah menegaskan dirinya sebagai mediator, dengan Ankara menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina di awal permusuhan yang sedang berlangsung.

Sementara upaya diplomatik akhirnya gagal, Türkiye melanjutkan upayanya, berulang kali mendesak kedua belah pihak untuk kembali ke negosiasi, dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa "bahkan perdamaian terburuk pun akan lebih baik daripada perang."

Baca juga: Jelang Victory Day Uni Soviet, Rusia Cemas soal Keamanan saat Parade 9 Mei 2023

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas