Latvia Tangkap 26 Warga yang Rayakan Hari Kemenangan Soviet, Sita Benda Bersimbol Rusia
Latvia tangkap 26 warga yang rayakan Hari Kemenangan Soviet. Mereka menyita benda-benda bersimbol Rusia pada Selasa (9/5/2023).
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 26 warga Latvia ditangkap karena melanggar undang-undang yang melarang merayakan kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman pada Selasa (9/5/2023).
Polisi anggota Uni Eropa (UE) dan NATO bahkan menyita jaket "Rusia" dari seorang pria di kursi roda.
Mereka juga menangkap seorang lainnya karena mengenakan medali Soviet di depan umum.
Pada pukul 23.30 waktu setempat, polisi Latvia melaporkan total 26 penangkapan, 38 pelanggaran ringan dan empat kasus kriminal, menurut outlet berita Delfi.
Sementara, sebagian besar kasus tercatat di Ibu Kota Riga, beberapa penangkapan juga terjadi di Daugavpils.
Pada hari itu, seorang warga lanjut usia yang dianggap 'terlalu muda' untuk menjadi Veteran Perang Dunia II, muncul mengenakan jaket dengan medali Soviet.
Baca juga: Ukraina Ejek Rusia di Hari Kemenangan: Cuma Pamer 1 Tank T-34 di Parade Militer
Ketika polisi menyuruhnya melepasnya, dia menolak penangkapan.
Lima orang ditangkap karena meletakkan bunga dengan simbol agresi militer di Monumen Kemerdekaan di Taman Kemenangan Daugavpils.
Mereka didakwa dengan penggunaan publik atas simbol-simbol yang memuliakan agresi militeristik dan kejahatan perang.
Di taman yang sama, polisi memaksa seorang pria di kursi roda untuk melepas jaketnya karena bertuliskan "Rusia".
Dua pria berbahasa Rusia ditahan di Taman Dubrovinsky di Daugavpils setelah memberikan wawancara kepada TV3, yang mengatakan pendapat mereka, "Kaum fasis telah kembali berkuasa di Ukraina, dengan dukungan UE."
Baca juga: AS Tambah Bantuan 1,2 Miliar Dolar ke Ukraina, Siap Pasok Sistem Anti-Drone
Pada April 2023, parlemen Latvia melarang perayaan Hari Kemenangan karena dianggap meremehkan dan merusak nilai-nilai Latvia sebagai negara demokratis dan nasional, termasuk pembagian masyarakat, pemuliaan perang, agresi militer dan totalitarianisme, serta interpretasi yang salah dari peristiwa sejarah.
Meski demikian, orang-orang Latvia ternyata berbondong-bondong untuk meletakkan bunga di kuburan dan tugu peringatan, dikutip dari RT.
Sebagian besar penangkapan dan penahanan melibatkan penempatan bunga di tempat yang dianggap terlarang, di mana monumen Soviet pernah berdiri di Riga.
Baca juga: Pidato Vladimir Putin di Hari Kemenangan: Perang Nyata Sekali Lagi Diluncurkan terhadap Rusia
Bersama dengan tetangganya di Baltik, Estonia dan Lituania, Latvia bergabung dengan Uni Eropa dan NATO pada tahun 2004.
Sekitar seperempat dari 1,8 juta penduduknya adalah penutur bahasa Rusia, yang sering menghadapi diskriminasi.
Negara-negara Baltik pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia hingga tahun 1918, dan Uni Soviet pada tahun 1940-41, dan sekali lagi antara tahun 1945 dan 1991.
Republik-republik Baltik bersikeras periode Soviet adalah pendudukan ilegal.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina