Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Donald Trump Tampil di Forum Wawancara TV, Bahas Kasus Kekerasan Seksual, Pilpres 2020 hingga Putin

Inilah lima momen penting selama forum wawancara CNN town hall bersama mantan Presiden AS Donald Trump.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
zoom-in Donald Trump Tampil di Forum Wawancara TV, Bahas Kasus Kekerasan Seksual, Pilpres 2020 hingga Putin
Screenshot YouTube CNN
Donald Trump selama forum wawancara CNN, Rabu (10/5/2023). Simak lima momen penting selama forum wawancara TV mantan Presiden AS Donald Trump. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden AS Donald Trump diundang dalam sesi wawancara TV di CNN Amerika pada Rabu (10/5/2023).

Dimoderatori oleh pembawa acara Kaitlan Collins, Donald Trump menggembor-gemborkan soal pemilihan presiden AS tahun 2020 yang dianggapnya direkayasa.

Donald Trump juga berbicara mengenai kasus kekerasan seksual yang menimpanya dan juga menyinggung soal Presiden Rusia Vladimir Putin.

Mengutip The Hill, berikut 5 hal yang dibahas Donald Trump selama forum wawancara CNN bersama Kaitlan Collins.

1. Donald Trump menyebut E. Jean Carroll "orang gila"

Sesi wawancara ini dilakukan satu hari setelah juri memutuskan Donald Trump bertanggung jawab atas pelecehan seksual dan pencemaran nama baik terhadap E. Jean Carroll.

Baca juga: Trump Diputus Bertanggung Jawab atas Pelecehan Seksual dan Defamasi terhadap Jurnalis AS

E. Jean Carroll, seorang jurnalis Amerika, menuduh Donald Trump memperkosanya di ruang ganti department store pada tahun 1990-an.

Berita Rekomendasi

Donald Trump menolak tuduhan tersebut, serta anggapan bahwa hal itu akan merugikannya dalam survei elektabilitas.

“Ini cerita palsu. Cerita yang dibuat-buat,” kata Trump.

“Saya tidak tahu siapa dia. Dia orang gila."

"Wanita macam apa yang bertemu seseorang dan kemudian dalam beberapa menit 'bermain-main' di ruang ganti," kata Trump sambil tertawa.

Ditanya apakah menurutnya temuan juri itu akan menghalangi perempuan untuk memilihnya kembali sebagai presiden, Trump mengatakan: "Tidak, saya kira tidak."

2. Trump menyebut Kaitlan Collins sebagai 'orang jahat'

Donald Trump dan Kaitlan Collins (kanan) selama forum wawancara CNN, Rabu (10/5/2023)
Donald Trump dan Kaitlan Collins (kanan) selama forum wawancara CNN, Rabu (10/5/2023) (Screenshot YouTube CNN)

Salah satu momen yang paling banyak dibicarakan malam itu adalah ketika sang mantan presiden membentak pembawa acara.

Momen itu terjadi Kaitlan Collins berulang kali mendesak Trump untuk berbicara mengenai dokumen rahasia.

“Bisakah saya bicara? Bisakah saya menjawab pertanyaan itu?” ujar Trump.

“Saya ingin Anda menjawab pertanyaan itu, itulah mengapa saya menanyakannya,” kata Collins.

"Kamu orang jahat," ujar Trump kemudian.

Donald Trump terus menyinggung Collins sepanjang wawancara tetapi memujinya di awal dan akhir forum.

"Saya mengenal Anda dengan sangat baik," kata Trump kepada Collins menjelang dimulainya acara, menambahkan "Anda tidak bodoh."

Trump kemudian berkata, "Mungkin Anda diberi agenda."

Ketegangan antara Trump dan Collins sudah dimulai sejak periodenya di Gedung Putih.

Dalam salah satu konferensi pers pada tahun 2020, pejabat Trump meminta Collins dipindahkan ke belakang ruangan.

Dalam pengarahan lainnya, sekretaris pers saat itu Kayleigh McEnany mencemooh Collins sebagai "aktivis".

3. Trump menyiratkan dukungan penggulingan undang-undang Roe v. Wade

Baca juga: Fakta Roe v Wade yang Buat Perempuan AS Dilarang Aborsi: Warga Unjuk Rasa, Joe Biden Cari Solusi

Donald Trump menyebut penggulingan Roe v. Wade sebagai "kemenangan besar".

Namun ia berulang kali menghindari untuk secara langsung mengatakan apakah dia akan mendukung undang-undang federal yang melarang aborsi itu.

Trump menanggapi pertanyaan dari Collins tentang apakah dia akan menandatangani larangan aborsi tersebut.

"Saya ingin melakukan apa yang benar," tambahnya.

Trump mengatakan dia mendukung pengecualian tertentu untuk pembatasan aborsi termasuk dalam kasus pemerkosaan, inses dan untuk melindungi kehidupan ibu, tetapi menambahkan bahwa "banyak orang menentang itu."

Trump mengatakan dia "melihat solusi yang akan berhasil."

4. Collins menekan Trump pada klaim pemilu tahun 2020

Kombinasi gambar yang dibuat pada 29 September 2020 ini menunjukkan kandidat Presiden dari Partai Demokrat dan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Presiden AS Donald Trump berbicara selama debat presiden pertama di Case Western Reserve University dan Cleveland Clinic di Cleveland, Ohio pada September. 29, 2020.
Kombinasi gambar yang dibuat pada 29 September 2020 ini menunjukkan kandidat Presiden dari Partai Demokrat dan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Presiden AS Donald Trump berbicara selama debat presiden pertama di Case Western Reserve University dan Cleveland Clinic di Cleveland, Ohio pada 29 September 2020. (SAUL LOEB, Jim WATSON / AFP)

Saat wawancara baru dimulai, Collins mendorong Trump dengan klaimnya bahwa pemilu 2020 direkayasa dan bertanya apakah dia akan menerima bahwa pemilu itu adil.

Trump kemudian menekankan pernyataan sebelumnya.

Ia berulang kali menyebut pemilu 2020 itu curang, mengklaim ada sejumlah surat suara yang tidak pantas di kota-kota besar seperti Detroit, Atlanta, dan Philadelphia.

Dia juga membela panggilan teleponnya dengan Menteri Luar Negeri Georgia Brad Raffensperger, di mana Trump meminta Raffensperger untuk menemukan cukup suara untuk membalikkan suaranya.

Collins menyela berulang kali, mengatakan bahwa tidak ada bukti penipuan di Wisconsin, dan mantan pejabat administrasi Trump telah bersaksi bahwa tidak ada penipuan yang meluas.

Pada satu titik, ketika Trump kembali mengklaim pemilihan itu dicurangi selama jawaban tentang imigrasi, Collins menimpali.

“Pemilihan itu tidak dicurangi, Pak Presiden. Anda tidak bisa terus mengatakan itu sepanjang malam,” katanya.

Sebelum keluar, Collins bertanya kepada Trump apakah dia akan menerima hasil pemilu 2024 mendatang jika dia menjadi calon tetapi kemudiam kalah.

"Ya. Jika saya pikir ini adalah pemilihan yang jujur," kata Trump.

5. Trump menolak menyebut Putin sebagai penjahat perang

Donald Trump (kanan) menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama KTT G20 di Osaka pada 28 Juni 2019.
Donald Trump (kanan) menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama KTT G20 di Osaka pada 28 Juni 2019. (Brendan Smialowski / AFP)

Baca juga: Zelensky: Dunia Punya Tanggung Jawab Historis untuk Menuntut Putin atas Kejahatan Perang

Donald Trump tidak mengatakan apakah dia yakin Presiden Rusia Vladimir Putin adalah penjahat perang ketika berbicara tentang perang Rusia di Ukraina.

“Saya pikir itu adalah sesuatu yang tidak boleh didiskusikan sekarang, itu harus didiskusikan nanti,” kata Trump.

Ia menyiratkan bahwa menyebut Putin sebagai penjahat perang akan mengurangi kemungkinan Rusia setuju untuk mengakhiri perang.

"Jika Anda mengatakan dia penjahat perang, akan jauh lebih sulit untuk membuat kesepakatan untuk menghentikan hal ini," kata Trump.

“Jika dia akan menjadi penjahat perang, orang-orang akan menangkapnya dan mengeksekusinya, dia akan berjuang jauh lebih keras daripada dia bertarung dalam keadaan lain."

"Itu sesuatu yang harus didiskusikan di kemudian hari.”

Pemerintahan Biden pada bulan Maret menetapkan pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina, mengutip serangan yang menargetkan warga sipil tanpa pandang bulu.

Trump mengatakan bahwa dia yakin Putin membuat kesalahan saat pergi ke Ukraina.

"Dia tidak akan pernah masuk jika saya menjadi presiden," kata Trump.

Trump tidak mengatakan apakah dia ingin Rusia atau Ukraina yang memenangkan perang saat ditekan oleh Collins.

“Saya tidak berpikir dalam hal menang dan kalah."

"Saya pikir dalam hal menyelesaikannya sehingga kita berhenti membunuh semua orang ini,” katanya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas