Update Kebakaran Hostel di Selandia Baru yang Tewaskan 6 Orang, Seorang Pria Ditangkap
Seorang pria ditangkap atas tuduhan pembakaran disengaja terkait kasus kebakaran di sebuah hostel di Selandia Baru yang menewaskan setidaknya 6 orang.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Polisi Selandia Baru mendakwa seorang pria dengan tuduhan pembakaran disengaja terkait kasus kebakaran di sebuah hostel yang menewaskan setidaknya 6 orang.
Mengutip BBC.com, pria itu akan dihadirkan di Pengadilan Distrik Wellington pada hari Jumat (19/5/2023).
Polisi mengatakan, mereka tidak mencari orang lain lagi sehubungan dengan kebakaran tersebut dan mengindikasikan bahwa tuduhan "lebih serius" masih memungkinkan.
Para pejabat mengatakan, hingga 20 orang masih hilang setelah kebakaran pada Selasa (16/5/2023) di hostel Loafers Lodge di Kota Wellington.
Beberapa jam sebelum penangkapan diumumkan, polisi mengeluarkan dua mayat pertama dari gedung yang hangus.
Kobaran api di hostel Loafers Lodge berlantai empat terjadi tak lama setelah Selasa tengah malam waktu setempat.
Baca juga: Kebakaran Hostel di Selandia Baru Diduga Disengaja, Polisi Luncurkan Penyelidikan Upaya Pembunuhan
Para penghuni berlarian ke atap dan ada pula yang melompat dari jendela.
Beberapa lainnya merangkak menembus asap ke tempat aman.
Seorang penghuni hostel bernama Tala Sili, mengatakan ia melihat asap mengepul di bawah pintunya.
Ketika ia membuka pintu, ia melihat lorong sudah gelap gulita.
"Saya berada di lantai atas dan saya tidak bisa melewati lorong karena terlalu banyak asap, jadi saya melompat keluar jendela," kata Sili kepada Radio New Zealand.
“Itu menakutkan, sangat menakutkan, tapi saya tahu saya harus melompat keluar jendela atau terbakar di dalam gedung.”
Baca juga: Populer Internasional: Kebakaran Hostel Selandia Baru Diduga Disengaja - Kasus Campak di Jepang
Penghuni lain mengatakan bahwa alarm kebakaran sering berbunyi tanpa penjelasan, yang pada akhirnya sebagian besar diabaikan oleh penghuni.
Namun pada Selasa pagi, kata mereka, tidak ada alarm yang berbunyi.
Mengutip dari Independent, Perdana Menteri Chris Hipkins mengatakan jumlah korban sangat banyak mengingat populasi Wellington yang relatif kecil yaitu 212.000 jiwa.
"Ini adalah peristiwa besar. Kami belum pernah melihat sesuatu dalam skala ini belakangan ini," katanya.
"Wellington adalah komunitas kecil dan... komunitas yang sangat erat."
"Orang-orang akan merasakannya hari ini."
Ia mengatakan kepada wartawan berita bahwa investigasi akan dilakukan tetapi fokus saat ini tetap pada "menangani situasi."
“Ini adalah tragedi mutlak. Ini adalah situasi yang mengerikan," katanya kepada wartawan.
“Seiring waktu, tentunya akan ada sejumlah investigasi tentang apa yang terjadi dan mengapa itu terjadi."
"Tapi untuk saat ini, fokusnya jelas harus menghadapi situasi ini.”
Baca juga: Profil Chris Hipkins, Mengenal Sosok Perdana Menteri Selandia Baru Pengganti Jacinda Ardern
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah berbicara dengan Chris Hipkins dan menawarkan bantuan Australia.
"Ini adalah tragedi kemanusiaan yang mengerikan," kata Albanese.
“Saya menyatakan belasungkawa saya atas nama Australia kepada teman-teman kami di Selandia Baru pada saat yang sangat sulit ini.”
Pihak berwenang mengatakan jumlah korban tewas mungkin bertambah.
Bangunan tersebut, rusak parah sehingga pencarian menyeluruh belum dapat dilakukan.
Hostel dengan 92 kamar ini diketahui menampung penghuni dari komunitas yang rentan dan terpinggirkan, termasuk mereka yang mendapat pensiun kesejahteraan dan penyandang disabilitas, serta pekerja dari rumah sakit utama kota.
Selandia Baru saat ini berada di tengah krisis perumahan yang disebabkan oleh harga sewa yang tinggi, harga beli rumah yang tinggi, dan kekurangan perumahan negara.
Angka resmi menunjukkan bahwa hingga Februari, lebih dari 3.300 rumah tangga tinggal di perumahan darurat.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)