Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di KTT G7, Jokowi Singgung Soal Diskriminasi Terhadap Komoditas Negara Berkembang

Retno mengatakan bahwa Presiden juga menekankan bahwa kebijakan monopoli dan diskriminasi terhadap komoditas negara berkembang harus dihentikan.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Di KTT G7, Jokowi Singgung Soal Diskriminasi Terhadap Komoditas Negara Berkembang
Foto Jiji
Para pemimpin Global bertepuk tangan saat berfoto bersama di sela KTT G7 Hiroshima, Sabtu (20/5/2023). Di KTT G7 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal masih adanya diskriminasi yang dilakukan terhadap komoditas unggulan negara berkembang. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal masih adanya diskriminasi yang dilakukan terhadap komoditas unggulan negara berkembang.

Masalah kesetaraan ini menjadi penekanan Presiden saat memberikan pidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 pada pertemuan Sesi 6 membahas tema: “Working together to address multiple crisis”, yang berlangsung di Hiroshima, Jepang, Sabtu (21/5/2023).

"Bapak Presiden mendapatkan kesempatan berbicara pertama, dan menyampaikan pernyataan secara straightforward dan menekankan pentingnya kolaborasi global yang setara dan inklusif," kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi pada konferensi pers.

Baca juga: Saat Jokowi Kembali Bertemu Presiden Ukraina Zelenskyy di KTT G7 Jepang

Retno mengatakan bahwa Presiden juga menekankan bahwa kebijakan monopoli dan diskriminasi terhadap komoditas negara berkembang harus dihentikan.

Ia berujar setiap negara memiliki hak pembangunan (right to development), dan hak untuk mengolah sumber daya alam untuk menghasilkan nilai tambah juga harus dihormati.

"Presiden mengatakan sudah bukan zamannya lagi negara berkembang 
hanya menjadi pengekspor bahan mentah seperti di era kolonialisme," kata Retno.

Baca juga: Zelensky Temui Presiden Jokowi saat KTT G7 di Jepang, Minta Dukungan Indonesia untuk Ukraina

Berita Rekomendasi

Lebih dari 270 juta rakyat Indonesia yang menjadi jangkar perdamaian, demokrasi, dan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara dan Asia Pasifik harus sejahtera.

Retno menegaskan bahwa hal ini bukan berarti Indonesia menutup diri, melainkan Indonesia siap meningkatkan kerja sama namun dalam bentuk lain yang lebih setara dan saling menguntungkan.

Pesan yang kedua adalah, presoden mengajak negara anggota G7 untuk menjadi mitra pembangunan hilirisasi industri Indonesia dan mengusulkan dibentuk lembaga semacam OPEC bagi produk-produk strategis lain seperti nikel dan sawit.

"Beliau menegaskan bahwa yang dibutuhkan dunia saat ini bukanlah polarisasi yang memecah belah melainkan kolaborasi yang mempersatukan," kata Retno.

Negara G7 memiliki peran besar dalam menciptakan kolaborasi yang 
konkret dan setara.

Bertemu Sejumlah Kepala Negara

Selama menghadiri KTT G7 di Jepang, Jokowi menggelar serangkaian pertemuan bilateral di sela KTT G7.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas