Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sinyal yang Berubah Tiba-tiba Biang Kerok Kecelakaan Fatal Kereta Api di India Pekan Lalu

Gangguan sinyal elektronik menjadi pemicu utama kecelakaan kereta api di India yang menewaskan 275 orang.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sinyal yang Berubah Tiba-tiba Biang Kerok Kecelakaan Fatal Kereta Api di India Pekan Lalu
DIBYANGSHU SARKAR/AFP
Petugas penyelamat berkumpul di sekitar gerbong yang rusak di lokasi kecelakaan tabrakan tiga kereta di dekat Balasore, sekitar 200 km (125 mil) dari ibu kota negara bagian Bhubaneswar di negara bagian timur Odisha, pada 3 Juni 2023. Sedikitnya 288 orang tewas dan lebih dari 850 terluka dalam tabrakan tiga kereta yang mengerikan di India, kata para pejabat pada 3 Juni, kecelakaan kereta paling mematikan di negara itu dalam lebih dari 20 tahun. DIBYANGSHU SARKAR/AFP 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gangguan sinyal elektronik menjadi pemicu utama kecelakaan kereta api di India yang menewaskan 275 orang dan melukai ratusan penumpang lainnya.

Informasi yang dihimpun dari pernyataan sejumlah pejabat terkait hari Minggu (4/6/2023) mengatakan, gangguan sistem sinyal itu telah menyebabkan kereta api salah berpindah jalur dan menabrak kereta barang.

"Investigasi awal mengungkapkan bahwa sinyal diberikan kepada Coromandel Express berkecepatan tinggi untuk berjalan di jalur jalur utama, tetapi sinyal tersebut kemudian berubah, dan kereta malah memasuki jalur melingkar yang berdekatan di mana itu menabrak kereta barang yang mengangkut bijih besi," kata Jaya Verma Sinha, seorang pejabat senior perkeretaapian India, dikutip AP News.

Verma menjelaskan, insiden tabrakan tersebut membuat gerbong kereta Coromandel Express berpindah ke jalur lain dan menyebabkan Yesvantpur-Howrah Express yang masuk dari sisi berlawanan juga tergelincir.

"Akar penyebab kecelakaan itu terkait dengan kesalahan dalam sistem pensinyalan elektronik. Penyelidikan terperinci akan mengungkapkan apakah kesalahan itu manusia atau teknis. Sistem ini 99,9 persen bebas dari kesalahan. Tapi kemungkinan kesalahan sebesar 0,1 persen selalu ada," lanjutnya.

Pihak berwenang di distrik Balasore di negara bagian Odisha masih bekerja untuk membersihkan puing-puing dua kereta penumpang yang tergelincir Jumat malam pekan lalu.

Tragedi ini menjadi salah satu bencana kereta paling mematikan di India itu dalam beberapa dekade.

BERITA TERKAIT

Pemerintah Odisha juga telah merevisi jumlah korban tewas menjadi 275 setelah seorang pejabat tinggi negara menyebutkan jumlahnya lebih dari 300 pada Minggu pagi. 

Baca juga: Update Kecelakaan Kereta di India: 303 Orang Tewas, Jumlah Kematian Berpotensi Meningkat

Ironisnya, kecelakaan kereta di India ini terjadi pada saat Perdana Menteri Narendra Modi berfokus pada modernisasi jaringan kereta api yang telah ada sejak era kolonial Inggris.

Terlepas dari upaya pemerintah untuk meningkatkan keselamatan, beberapa ratus kecelakaan terjadi setiap tahun di jalur kereta api India, jaringan kereta api terbesar di dunia di bawah satu manajemen.

Baca juga: Pencarian Disetop, India Ungkap Sebab Kecelakaan Kereta di Odhisa

Modi mengunjungi lokasi kecelakaan pada hari Sabtu dan berbicara dengan petugas penyelamat. Dia juga mengunjungi rumah sakit untuk menanyakan tentang yang terluka, dan berbicara dengan beberapa dari mereka.

"Saya merasakan sakitnya para korban. Pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk membantu mereka dan menghukum dengan tegas siapa pun yang dianggap bertanggung jawab," kata Modi.

Editor: Prihastomo Wahyu Widodo | Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas