Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beijing Dihantam Gelombang Panas, Suhu Tembus 41 Derajat Celcius Tertinggi Sejak 24 Tahun

Bahkan di timur laut Beijing suhu tercatat meningkat, tembus ke level tertinggi yakni 41,8 derajat celcius.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Beijing Dihantam Gelombang Panas, Suhu Tembus 41 Derajat Celcius Tertinggi Sejak 24 Tahun
HO
Beberapa kota di China termasuk Beijing dihantang gelombang panas hingga membuat suhu udara mengalami lonjakan ekstrem, tembus mencapai 41 derajat Celcius pada Kamis siang (22/6/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Sejumlah kota di China termasuk Beijing dihantang gelombang panas hingga membuat suhu udara mengalami lonjakan ekstrem, tembus mencapai 41 derajat Celcius pada Kamis siang (22/6/2023).

Lonjakan tersebut jadi yang terparah yang pernah dialami Beijing, tepatnya sejak 10 Juni tahun 1961 silam. Dimana saat itu suhu panas di Beijing hanya 40,6 derajat Celcius.

"Sebelumnya di bulan Juni tidak pernah sepanas ini, tapi sekarang sangat panas sampai tangan saya gemetar," ujar cuitan warga Beijing di platform media sosial Weibo.

Baca juga: Gelombang Panas di India Tewaskan 96 Orang, Suhu Capai 44 Derajat Celcius

Serupa dengan Beijing, stasiun pengamatan cuaca di wilayah pinggiran selatan China juga turut melaporkan adanya lonjakan suhu udara mencapai 41,1 derajat Celcius.

Bahkan, di timur laut Beijing suhu tercatat meningkat, tembus ke level tertinggi yakni 41,8 derajat Celcius. Kondisi ini diperkirakan terjadi hingga akhir pekan nanti dengan suhu bertahan di kisaran 39 derajat Celcius.

Mengantisipasi adanya korban jiwa akibat lonjakan suhu, pemerintah setempat mulai menaikkan status peringatan cuaca menjadi oranye.

BERITA REKOMENDASI

Peringatan tersebut dirilis agar warga menghentikan kegiatan di luar ruangan selama gelombang panas menerjang China.

“Masyarakat di wilayah Beijing, Tianjin, Hebei dan Shandong dihimbau untuk menangguhkan pekerjaan di luar ruangan, serta mendorong upaya pemerintah setempat untuk melindungi tanaman dan memastikan keselamatan wisatawan,” jelas biro peringatan cuaca China.

Sebelum gelombang panas menerjang Beijing, pada pekan lalu biro cuaca nasional sempat mengeluarkan peringatan untuk serangan panas setelah rekor suhu baru di bulan Juni mulai mengalami peningkatan dari bulan – bulan sebelumnya.

China bukanlah satu – satunya negara yang dilanda gelombang panas selama bulan Juni ini, sejumlah negara di Asia juga sempat di hantam cuaca ekstrem diantaranya Singapura yang melaporkan lonjakan suhu udara hingga mencapai 37 derajat celcius pada siang hari.

Sementara di bagian utara Uttar Pradesh India suhu mencapai 46 derajat Celcius, hingga memicu 166 kasus kematian akibat heat stroke dan kebakaran hutan.


"Bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kesehatan masyarakat, pertanian, dan sistem sosial-ekonomi dan budaya lainnya. India saat ini menghadapi benturan berbagai bahaya iklim kumulatif," ujar para peneliti asal Universitas Cambridge.

Melansir dari Channel News Asia, cuaca ekstrem yang melanda kawasan Asia ini terjadi imbas adanya El Nino, kehadiran fenomena ini yang membuat angin bertiup ke arah barat di sepanjang ekuator.

Sayangnya pergerakan angin mendorong air berjalan ke wilayah Timur hingga menciptakan suhu permukaan laut yang lebih panas dari biasanya.

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), fenomena El Nino di tahun ini telah meningkat suhu sekitar 0,2 derajat celcius.

Belum diketahui kapan gelombang panas akan menurun namun apabila kondisi ini terjadi dalam kurun waktu lama maka kawasan Asia berpotensi mengalami musim panas yang lebih panjang dari tahun sebelumnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas