Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-488: Dimediasi Belarusia, Wagner Putuskan Keluar dari Moskow
Wagner ditarik keluar dari kota Rusia Rostov-on-Don dan wilayah Voronezh usai kesepakatan yang dimediasi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Wagner Group, Yevgeny Prigozhin dan tentara bayarannya keluar dari Kota Rusia Rostov-on-Don dan wilayah Voronezh.
Mereka keluar setelah dimediasi oleh Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko untuk mengakhiri pemberontakan bersenjata.
Menanggapi kudeta yang berlangsung selama 24 jam itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan situasi itu menunjukkan adanya celah dalam pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Selengkapnya, simak rangkuman update perang Rusia vs Ukraina hari ke-488 berikut yang dikutip dari Al Jazeera.
1. Kudeta Wagner
Dalam kesepakatannya dengan Presiden Belarusia, tentara Wagner yang ikut serta dalam pemberontakan tidak akan diadili.
Sementara Yevgeny Prigozhin akan diasingkan ke Belarusia.
Alexander Lukashenko dan Vladimir Putin disebut berbicara melalui telepon pada Minggu (25/6/2023) pagi, menurut kantor berita Belarus Belta.
Kedua pemimpin negara itu berbicara setidaknya dua kali pada hari Sabtu.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-485: Angkatan Udara Kyiv Sebut Rusia Tembakkan Rudal Hipersonik
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan menteri pertahanannya juga mengadakan pembicaraan dengan sekutu utama termasuk AS untuk membahas "kelemahan" Putin dan langkah balasan Ukraina berikutnya.
Dalam pidato video malamnya, Zelensky mengatakan Putin jelas sangat takut dan mungkin bersembunyi setelah pemberontakan.
Menanggapi kudeta yang berlangsung selama 24 jam, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan situasi itu menunjukkan celah nyata dalam pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pemberontakan itu mengungkapkan perpecahan dalam kepemimpinan Rusia sekaligus mengungkap kerapuhan militer dan pasukan pendukungnya.
Dalam pernyataan resmi pertama China tentang pemberontakan tersebut, Kementerian Luar Negeri mengatakan Beijing mendukung Rusia untuk melindungi stabilitas nasional.