Raja Belanda Minta Maaf atas Perbudakan di Masa Lalu: Itu Kejahatan Kemanusiaan
Raja Belanda Willem-Alexander minta maaf atas perbudakan di masa lalu. Ia juga mengatakan perdagangan budak adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Raja Belanda, Willem-Alexander, membuat permintaan maaf bersejarah atas keterlibatan Belanda dalam perbudakan di masa kolonial.
Raja Willem-Alexander menyampaikan permintaan maafnya melalui pidato di hadapan ribuan keturunan budak dari Suriname, kepulauan Karibia Aruba, Bonaire, dan Curacao.
"Hari ini saya berdiri di sini di depan Anda sebagai raja dan sebagai bagian dari pemerintah. Hari ini saya secara pribadi meminta maaf," kata Willem-Alexander di taman Oosterpark, Amsterdam, Belanda, pada Sabtu (1/7/2023).
Permintaan maaf itu mendapat sambutan hangat dari para hadirin di acara "Keti Koti", peringatan 150 tahun penghapusan perbudakan di bekas jajahan Belanda.
"Saya merasa secara pribadi dan intens terpengaruh atas perbudakan di masa lalu," lanjutnya, dikutip dari CNA.
Ia menilai, perdagangan budak adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.
Baca juga: Belanda Akui Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945, Bukan 27 Desember 1949
"Perdagangan budak dan perbudakan diakui sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Raja Willem-Alexander.
"Para raja dan penguasa House of Orange (rumah pemerintah Belanda) tidak mengambil langkah menentangnya," katanya.
Menurutnya, perbudakan menggambarkan ketidakadilan dalam hukum.
"Perbudakan mengilustrasikan ketidakadilan hukum-hukum ini, lazim pada waktu yang memungkinkan perdagangan manusia," kata Raja Belanda itu dalam pidatonya yang disiarkan langsung di televisi.
"Hari ini, saya meminta maaf atas kurangnya tindakan," lanjutnya.
Baca juga: Belanda akui kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, apa artinya pengakuan itu?
Sebuah studi yang dirilis pada Juni 2023 menemukan keluarga Kerajaan Belanda memperoleh 545 juta euro (US$595 juta) antara 1675 dan 1770 dari koloni, tempat perbudakan tersebar luas.
Nenek moyang Raja Belanda saat ini, Willem III, Willem IV dan Willem V, termasuk di antara penghasil terbesar dari apa yang disebut laporan Belanda sebagai keterlibatan negara yang disengaja, struktural dan jangka panjang dalam perbudakan.
Keturunan Budak Belanda Berharap Ada Reparasi
Baca juga: Begini Tanggapan Kemlu RI Setelah PM Belanda Akui Kemerdekaan RI Tanggal 17 Agustus 1945