Konflik di Sudan Kembali Memanas, Serangan Udara Tewaskan 22 Orang
Serangan udara di kota terbesar kedua di Sudan, Omdurman telah menewaskan sedikitnya 22 orang, otoritas kesehatan melaporkan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Dua kelompok bersenjata terbesar di negara itu, Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, berselisih untuk memperebutkan kekuasaan sejak April 2023 kemarin.
Dalam perkembangan terbaru, serangan udara di kota terbesar kedua di Sudan, Omdurman telah menewaskan sedikitnya 22 orang, otoritas kesehatan melaporkan.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (8/7/2023) di daerah pemukiman Omdurman, dekat dengan Ibu Kota Khartoum.
RSF mengatakan serangan itu menewaskan 31 warga sipil.
Paramiliter menyalahkan tentara Sudan karena menyerang daerah pemukiman Omduran.
"RSF dengan keras mengecam serangan udara yang dilakukan oleh milisi teroris ekstremis yang dipimpin oleh [panglima militer Abdel Fattah] al-Burhan", kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Tentara Sudan Umumkan Gencatan Senjata Sepihak untuk Peringati Hari Raya Idul Adha
“Serangan keji ini, diatur oleh Angkatan Bersenjata Sudan [SAF] dengan dukungan sisa-sisa dari rezim sebelumnya … telah mengakibatkan hilangnya tragis lebih dari 31 nyawa dan banyak warga sipil cedera,” tambahnya.
Seorang juru bicara militer tidak segera tersedia untuk dimintai komentar.
Dikutip Al Jazeera, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan cepat bereaksi atas agresi tersebut.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya pada Minggu (9/7/2023) pagi, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam serangan itu.
Gutteres mendesak tentara Sudan dan RSF untuk mengakhiri permusuhan.
"Sekretaris Jenderal tetap sangat prihatin bahwa perang yang sedang berlangsung antara angkatan bersenjata telah mendorong Sudan ke ambang perang saudara skala penuh, yang berpotensi membuat seluruh kawasan tidak stabil," kata pernyataan itu.
Dua warga Omdurman mengaku sulit menentukan pihak mana yang bertanggung jawab atas penyerangan tersebut.
Mereka mengatakan pesawat tentara telah berulang kali menyerang pasukan RSF di daerah tersebut dan pasukan paramiliter telah menggunakan drone dan senjata antipesawat untuk melawan militer.
Pertempuran dipusatkan di Omdurman dalam beberapa hari terakhir karena bagian barat kota itu merupakan rute pasokan utama bagi RSF untuk membawa bala bantuan dari Darfur, basis kekuatannya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)