Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bahas Masalah HAM di Kawasan, Menlu RI Minta ASEAN Tidak Saling Tuding

Retno mendorong ASEAN memanfaatkan momentum ini untuk menyelesaikan masalah HAM di kawasan, dengan mengesampingkan perbedaan dan tidak saling tuding.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Bahas Masalah HAM di Kawasan, Menlu RI Minta ASEAN Tidak Saling Tuding
Tangkap layar kanal YouTube MoFA Indonesia
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi memimpin pertemuan Perwakilan Komisi Antarpemerintah ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (HAM) atau The ASEAN Intergovernmental Commission on Human Right (AICHR) di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (11/7/2023).

Tahun ini menandai peringatan 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

Retno mendorong ASEAN memanfaatkan momentum ini untuk menyelesaikan masalah HAM di kawasan, dengan mengesampingkan perbedaan dan tidak saling tuding.

"Perbedaan kita seharusnya tidak menjadi alasan bagi kita untuk meninggalkan masalah HAM yang mendesak di wilayah kita sendiri. Terlepas dari kerumitan di lapangan, ASEAN tidak boleh goyah," ujarnya.

Menlu RI mendorong ASEAN fokus pada 2 bidang untuk memajukan HAM di kawasan, yakni dengan cara dialog dan memproyeksikan nilai-nilai ASEAN secara global.

Krisis besar dan persaingan memperburuk tantangan hak asasi manusia secara global.

Baca juga: Retno Marsudi Pimpin Pertemuan Menlu ASEAN Bahas Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara 

Berita Rekomendasi

Menurutnya, dialog Hak Asasi Manusia ASEAN adalah bukti kedewasaan ASEAN untuk terlibat dalam dialog yang jujur dan terbuka tanpa menyebut nama dan mempermalukan.

ASEAN harus memberi contoh dan memproyeksikan nilai-nilainya secara global dalam memprioritaskan keterlibatan yang konstruktif daripada latihan saling tuding.

Retno juga mendorong ASEAN untuk bersatu dalam menolak politisasi dan standar ganda sambil membuktikan kemampuan kita untuk mengatasi masalah di halaman belakang kita sendiri.

"Dalam hal ini, sangat penting bagi AICHR untuk terus berkembang dan berkembang. Pekerjaannya harus melampaui kegiatan pembangunan kapasitas dan menghasilkan prakarsa lokal yang berdampak," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas