4 Hal yang Perlu Diketahui Seputar Serangan di Jembatan Krimea, Jalur Penghubung Rusia-Semenanjung
Jembatan Krimea, jalur penghubung Rusia-Semenanjung Krimea, rusak akibat serangan udara. Ini penjelasan seberapa penting jembatan tersebut bagi Rusia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Dua orang tewas dan seorang remaja terluka dalam sebuah serangan di Jembatan Krimea, yang menghubungkan daratan Rusia ke semenanjung Krimea.
Jembatan juga dikenal sebagai Jembatan Kerch itu, adalah jalur utama bagi pasukan Rusia yang berperang di Ukraina sekaligus proyek kebanggan Presiden Vladimir Putin, lapor Independent.
Jembatan Krimea baru saja kembali beroperasi penuh setelah mengalami kerusakan parah dalam serangan serupa Oktober tahun lalu.
Menyusul laporan terjadinya beberapa ledakan sekitar pukul 03:00 pagi, Senin (17/7/2023), lalu lintas di sepanjang jalan raya dan jembatan rel sepanjang 19 km itu dihentikan selama enam jam.
Inilah fakta-fakta mengenai serangan di Jembatan Krimea dan pentingnya jembatan itu bagi Rusia.
Di mana Jembatan Krimea?
Baca juga: Rusia Tuduh Inggris dan Amerika Terlibat dalam Serangan di Jembatan Krimea
Jembatan Krimea, jembatan terpanjang di Eropa, menghubungkan kota Krasnodar, Rusia, ke Kerch di Krimea, wilayah yang dianeksasi secara ilegal oleh Moskow pada tahun 2014.
Jembatan Krimea membentang di atas Selat Kerch dan merupakan satu-satunya penghubung jalan langsung antara Rusia dan semenanjung Krimea.
Jembatan terdiri dari jalan raya dan kereta api yang terpisah - dibentengi oleh tiang beton - yang memberi jalan ke bentang lebih luas yang ditopang oleh lengkungan baja pada titik di mana kapal-kapal melintas antara Laut Hitam dan Laut Azov yang lebih kecil.
Jembatan itu adalah proyek kebanggan Putin, yang membukanya untuk lalu lintas jalan raya dengan mengendarai truk Kamaz oranye pada 2018.
Pada upacara peresmian, Putin berterima kasih kepada para pekerja konstruksi atas penyelesaian jembatan yang "ajaib".
Jembatan senilai £2,7 miliar itu dibangun oleh Stroygazmontazh, sebuah perusahaan yang sebelumnya dimiliki oleh miliarder Rusia Arkady Rotenberg.
Pada tahun 2020, Putin menganugerahi mantan rekan sparring judo-nya itu, gelar "Pahlawan Buruh" karena membangun jembatan kontroversial itu.
Rotenberg dikatakan telah menjual sahamnya di perusahaan pada tahun 2019.
Setelah pembangunannya dimulai pada tahun 2016, Amerika Serikat memberlakukan serangkaian sanksi terhadap tujuh perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut, termasuk Stroygazmontazh.
Jembatan Krimea melintasi Selat Kerch
Baca juga: Ledakan di Jembatan Krimea Tewaskan 2 Orang Hari Ini, Rusia Salahkan Ukraina
Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, jembatan tersebut telah berfungsi sebagai rute pasokan penting bagi Moskow.
Melalui jembatan itu, Rusia mengirim pasukan dari Krimea untuk merebut sebagian besar wilayah Kherson di Ukraina selatan dan beberapa provinsi Zaporizhzhia yang bersebelahan.
Apa yang terjadi dalam serangan itu?
Lalu lintas di Jembatan Krimea dihentikan pada Senin pagi karena muncul laporan bahwa dua orang tewas.
Pejabat Krimea menyebut, serangan itu dilakukan oleh Ukraina.
Orang tua dari seorang gadis tewas dan gadis itu sendiri terluka di dalam mobil penumpang, menurut pejabat yang ditunjuk Rusia.
"Gadis itu terluka," kata Vyacheslav Gladkov, gubernur wilayah Belgorod, dalam sebuah pesan di aplikasi perpesanan Telegram.
“Hal tersulit adalah orang tuanya meninggal, ayah dan ibu."
Tiga media Ukraina mengutip sumber tanpa nama yang mengatakan, bahwa badan keamanan domestik dan angkatan laut Ukraina memang berada di balik serangan itu.
Pemerintah Ukraina tidak mengomentari insiden tersebut, serta Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dan angkatan laut menolak mengatakan apakah mereka terlibat, meskipun beberapa pejabat Ukraina menggambarkan jembatan itu sebagai sasaran militer yang sah.
Baca juga: Sirene Peringatan Udara Meraung di Ukraina, Susul Serangan Drone di Krimea
Andriy Yusov, juru bicara departemen intelijen militer Ukraina, pada Senin menolak mengomentari insiden tersebut tetapi mengatakan:
“Semenanjung itu digunakan oleh Rusia sebagai pusat logistik besar untuk memindahkan pasukan dan aset jauh ke dalam wilayah Ukraina. Tentu saja, setiap masalah logistik merupakan komplikasi tambahan bagi penjajah.”
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan:
“Serangan hari ini di jembatan Krimea dilakukan oleh rezim Kyiv."
"Rezim ini adalah teroris dan memiliki semua ciri kelompok kejahatan terorganisir internasional."
Komite Investigasi Rusia mengatakan, Kyiv berada di balik serangan itu dan membuka kasus terorisme.
Tingkat kerusakan belum jelas, tetapi video yang belum diverifikasi menunjukkan bagian jalan di jembatan telah terbelah dan miring ke satu sisi.
Ledakan Jembatan Krimea terjadi di hari penentuan apakah kesepakatan biji-bijian dilanjutkan atau tidak.
Namun setelah serangan itu, Rusia mengatakan tidak akan memperpanjang kesepakatan biji-bijian, meski mengatakan serangan di jembatan bukanlah faktornya.
Serangan sebelumnya di Jembatan Krimea
Pada bulan Oktober tahun lalu, Jembatan Krimea dirusak oleh bom truk.
Saat itu, Putin mengeklaim ledakan itu sebagai "serangan teroris" yang didalangi oleh pasukan keamanan Ukraina.
Ia lantas memerintahkan serangan balasan di kota-kota Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv.
Ukraina menolak mengomentari siapa yang berada di balik serangan itu pada saat itu.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, berbulan-bulan kemudian mengeklaim secara tidak langsung bahwa negaranya bertanggung jawab atas serangan itu.
Zelensky menyebut, kerusakan jembatan itu sebagai salah satu "keberhasilan" pasukannya pada tahun 2022.
Jembatan itu diperbaiki dan dibuka kembali untuk lalu lintas awal tahun ini, dan telah dibangun hingga tingkat normal sejak itu.
Jembatan rel dikatakan telah dibuka kembali sepenuhnya pada bulan Juli.
Sepuluh hari sebelum serangan terbaru, otoritas di semenanjung Krimea mengatakan sebuah rudal jelajah ditembak jatuh di dekat kota Kerch, karena lalu lintas di jalan layang dihentikan sementara.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)