Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Gelar Latihan Tembakan Langsung di Laut Hitam, Kapal yang Dianggap Melanggar akan Ditahan

Rusia latihan tembakan langsung di Laut Hitam, melakukan serangkaian tindakan untuk menahan kapal yang melanggar.

Penulis: Nuryanti
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Rusia Gelar Latihan Tembakan Langsung di Laut Hitam, Kapal yang Dianggap Melanggar akan Ditahan
REUTERS/Umit Bektas
Ilustrasi - Pelabuhan di Laut Hitam di lepas pantai Kilyos dekat Istanbul, Turki, 9 Desember 2022. Rusia latihan tembakan langsung di Laut Hitam, melakukan serangkaian tindakan untuk menahan kapal yang melanggar. 

TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Laut Rusia melakukan latihan tembakan langsung di Laut Hitam, Jumat (21/7/2023).

Latihan ini dilakukan beberapa hari setelah Kremlin menyatakan akan mempertimbangkan kapal-kapal yang melakukan perjalanan ke Ukraina melalui jalur air yang berpotensi menjadi target militer.

"Sebuah kapal rudal dari Armada Laut Hitam Moskow melakukan penembakan langsung rudal jelajah anti-kapal ke kapal sasaran di bagian barat laut Laut Hitam," ujar Kementerian Pertahanan Rusia, Jumat, dilansir Al Jazeera.

"Kapal dan penerbangan armada juga telah melakukan tindakan untuk mengisolasi area yang ditutup sementara untuk navigasi, dan juga melakukan serangkaian tindakan untuk menahan kapal yang melanggar," jelas sumber itu.

Diberitakan The Moscow Times, Rusia mengatakan kapal kargo dalam perjalanan ke pelabuhan Ukraina di Laut Hitam akan dianggap membawa kargo militer.

Kremlin juga telah menyatakan area yang tidak ditentukan di bagian barat laut dan tenggara perairan internasional Laut Hitam sebagai area berbahaya untuk sementara waktu.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-513: Oligarki Rusia Eugene Shvidler Gugat Sanksi Terhadapnya

Moskow pun memperingatkan risiko untuk membangun rute pengapalan Laut Hitam tanpa partisipasinya.

BERITA REKOMENDASI

Menanggapi hal ini, Kyiv mengatakan siap untuk melanjutkan ekspor biji-bijian melalui pelabuhan selatannya, meskipun Rusia menarik diri dari kesepakatan itu.

Rudal Rusia Hantam Kota Pelabuhan Odessa dan Mykolaiv

Dikutip dari RFI, setidaknya dua orang tewas dan lebih dari 20 orang terluka setelah Rusia menghantam kota pelabuhan Odessa dan Mykolaiv di Ukraina dengan rudal dan drone pada Rabu (19/7/2023) malam.

Selain infrastruktur pelabuhan, Rusia juga menyerang sasaran sipil, termasuk bangunan perumahan dan administrasi, menurut pihak berwenang Ukraina.

Kyiv mengatakan, serangan sebelumnya di Odessa telah menghancurkan 60.000 ton biji-bijian yang dimaksudkan untuk ekspor.

Hal ini yang membuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia sengaja menargetkan pasokan biji-bijian.

Baca juga: Balas Ancaman, Ukraina akan Tenggelamkan Kapal yang Menuju Pelabuhan Rusia di Laut Hitam

(FILES) Kapal MV Brave Commander pertama yang disewa PBB memuat lebih dari 23.000 ton biji-bijian untuk diekspor ke Ethiopia, di Yuzhne, sebelah timur Odessa di pantai Laut Hitam, pada 14 Agustus 2022.
(FILES) Kapal MV Brave Commander pertama yang disewa PBB memuat lebih dari 23.000 ton biji-bijian untuk diekspor ke Ethiopia, di Yuzhne, sebelah timur Odessa di pantai Laut Hitam, pada 14 Agustus 2022. (OLEKSANDR GIMANOV / AFP)

Diketahui, Rusia telah membombardir pelabuhan selama tiga hari sejak mengumumkan tidak akan memperbarui inisiatif biji-bijian Laut Hitam, Senin (17/7/2023).

Kesepakatan itu sebelumnya dinegosiasikan untuk memungkinkan perjalanan yang aman ke kapal yang membawa gandum Ukraina dan bahan makanan lainnya, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Barat 'menyesatkan' kesepakatan biji-bijian, sambil mengulangi tawaran Rusia untuk mengembalikannya jika dapat mengamankan jaminan untuk ekspor makanan dan pupuknya sendiri.

Baca juga: Ukraina Mulai Pakai Amunisi Tandan untuk Serang Rusia, AS Menunggu Hasilnya

Negara-negara Barat disebut mengatakan Rusia tidak mengalami kesulitan menjual makanannya, yang dibebaskan dari sanksi keuangan, dan mencoba menggunakan pengaruhnya untuk memaksa konsesi lain.

Baik Ukraina dan Rusia termasuk pengekspor biji-bijian terbesar di dunia.

Bahkan, PBB mengatakan memblokir ekspor Ukraina dapat menyebabkan krisis pangan di seluruh dunia.

Namun, tidak ada kapal yang berlayar dari pelabuhan Ukraina sejak pengumuman tersebut.

(FILES) Pengangkut curah ARGO I berlabuh di terminal biji-bijian di pelabuhan Odessa, Ukraina, pada 10 April 2023, dari mana Ukraina mengirimkan gandum sesuai dengan perjanjian biji-bijian yang saat ini dimiliki negara tersebut dengan Rusia.
(FILES) Pengangkut curah ARGO I berlabuh di terminal biji-bijian di pelabuhan Odessa, Ukraina, pada 10 April 2023, dari mana Ukraina mengirimkan gandum sesuai dengan perjanjian biji-bijian yang saat ini dimiliki negara tersebut dengan Rusia. (Bo Amstrup / Ritzau Scanpix / AFP)

Ukraina pun berharap untuk melanjutkan ekspor menggunakan rute alternatif melalui perairan negara tetangga, Rumania.

Sebab, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan semua kapal yang melakukan perjalanan ke pelabuhan Ukraina akan dianggap sebagai pembawa kargo militer yang potensial.

Menurut Amerika Serikat, ancaman itu mengindikasikan bahwa Moskow mungkin menyerang pengiriman sipil.

"Kami percaya bahwa ini adalah upaya terkoordinasi untuk membenarkan setiap serangan terhadap kapal sipil di Laut Hitam dan menyalahkan Ukraina atas serangan ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Adam Hodge.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas