Aksi Kudeta Militer Nigeria Memanas: Banyak Negara Mengutuk, PBB Desak Ketertiban Dipulihkan
Kudeta tersebut dilakukan paspampres Niger lantaran mereka menilai bahwa partai penguasa telah melakukan korupsi.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, ABUJA – Situasi politik di Nigeria dilaporkan memanas usai sang presiden Mohamed Bazoum dikudeta dan ditahan di dalam istana kepresidenan oleh Omar Tchiani pimpinan pengawal kepresidenan sejak 26 Juli 2023.
Tak lama dari aksi penahan tersebut, salah satu Kolonel paspampres Amadou Abdramane, beserta sembilan tentara berseragam lainnya secara terang-terangan merilis pengumuman di TV yang menegaskan bahwa negaranya saat ini tengah berada dibawah kendali Omar Tchiani dan Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air (CNSP).
"Pasukan pertahanan dan keamanan telah memutuskan untuk menghentikan rezim yang Anda kenal karena situasi keamanan yang memburuk dan pemerintahan yang buruk," kata juru bicara pasukan pimpinan pengawal kepresidenan.
Baca juga: Populer Internasional: Kudeta di Niger - Singapura Kembali Eksekusi Mati Terdakwa Kasus Narkoba
Seperti yang Al Jazeera, kudeta tersebut dilakukan paspampres Niger lantaran mereka menilai bahwa partai penguasa telah melakukan korupsi dan tidak memiliki berkontribusi bagi situasi keamanan dan ekonomi.
Tak hanya itu presiden Omar Tchiani juga dinilai gagal mengakhiri pemberontakan jihadis yang telah berlangsung lama di Nigeria.
Sebelum pengumuman kudeta dirilis, ratusan warga berdemo di Niamey kompak turun ke jalanan untuk menolak tindakan kudeta yang dilakukan paspampres Niger pada otoritas pemerintah.
Warga menegaskan bahwa mereka mendukung Bazoum dan tak setuju dengan tindakan paspampres yang tidak demokratis.
"Kami di sini untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa kami tidak senang dengan gerakan ini, untuk menunjukkan kepada orang-orang militer bahwa mereka tidak bisa begitu saja merebut kekuasaan seperti ini," ujar salah seorang pendemo bernama Mohammed Sidi.
Meski hampir sebagian besar warga menolak keras tindakan kudeta, namun hal tersebut tak lantas membuat para pasukan paspampres mundur, mereka justru semakin membabi buta hingga membuat sejumlah wilayah menutup semua akses perbatasannya.
"Tentara dan garda nasional siap menyerang unsur-unsur paspampres yang terlibat dalam tindakan ini, jika mereka tidak kembali ke posisi yang lebih baik," demikian pernyataan pihak kepresidenan.
Memanasnya perang saudara ini lantas membuat sejumlah negara termasuk Amerika geram, tak hanya itu SPerancis dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga turut mengutuk upaya kudeta. Keduanya mendesak paspampres niger untuk segera menertibkan aksi kudeta
“Amerika sangat prihatin atas perkembangan hari ini di Nigeria, kami sangat mengutuk setiap upaya menahan atau menumbangkan fungsi pemerintah Nigeria yang terpilih secara demokratis,” kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dalam pernyataan Gedung Putih.
Belum diketahui sampai kapan sabotase ini akn dilakukan, namun salah seorang anggota tentara Niger menolak untuk membebaskan Presiden Mohamed Bazoum sampai jangka waktu yang tak ditentukan