Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mantan Narapidana Rusia Kembali Lakukan Kejahatan, Awalnya Dibebaskan untuk Bertempur Bersama Wagner

Napi Rusia dibebaskan dari penjara untuk bergabung bersama Wagner untuk perang di Ukraina. Setelah perang, ia dituduh kembali melakukan kejahatan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Mantan Narapidana Rusia Kembali Lakukan Kejahatan, Awalnya Dibebaskan untuk Bertempur Bersama Wagner
Layanan Pers Bersama Pengadilan Daerah Krasnodar
Demyan Kevorkyan, napi Rusia dibebaskan dari penjara untuk bergabung bersama Wagner untuk perang di Ukraina. Setelah perang, ia kembali dituduh melakukan kejahatan. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang tahanan yang dilaporkan dibebaskan lebih awal untuk bergabung dengan Grup Wagner, melakukan dua pembunuhan di Rusia setelah ia dipulangkan dari perang di Ukraina.

Dilansir BBC.com, Demyan Kevorkyan dijatuhi hukuman penjara 18 tahun pada tahun 2016.

Kini, ia kembali dipenjara karena diduga membunuh seorang pria dan wanita saat mereka pulang dari bekerja.

Kevorkyan adalah satu di antara 150 tahanan yang direkrut Wagner pada 31 Agustus 2022.

Saat itu, ketua kelompok tentara bayaran Yevgeny Prigozhin, mengunjungi penjara Kevorkyan dan memberinya penawaran.

Namun setelah itu, Kevorkyan kembali ke Rusia.

Baca juga: Bos Wagner Olok-olok AS yang PDKT ke Junta Militer Niger: Kemarin Tak Akui Sekarang Malah Bertemu

Ia terlihat di kampung halamannya di Krasnodar dan berkata kepada orang-orang dia baru kembali dari peperangan di Ukraina.

BERITA REKOMENDASI

Tidak diketahui pasti kapan Kevorkyan pulang.

Diduga Membunuh Seorang Remaja dan Bosnya

Salah satu korban yang diduga dibunuh oleh Kevorkyan adalah entertainer remaja berusia 19 tahun bernama Tatyana Mostyko.

Ibunya, Nadezhda, menunjukkan video Tatyana dengan pakaian terusan merah muda dan biru, menari, dan menyusun permainan di sebuah pesta.

"Dia menyukai pekerjaan itu," kata Nadezhda.

Namun pekerjaan terakhir yang dilakukan Tatyana adalah pada 28 April.

Bosnya, Kirill Chubko sedang mengantarnya pulang ketika ban mobil mereka bocor.

Mereka menepi ke sisi jalan dekat kota Berezanskaya, di barat daya Rusia.

Istri Kirill, Darya, mengatakan kepada media lokal bahwa suaminya sempat meneleponnya untuk mengatakan dia akan pulang terlambat.

Tatyana Mostyko
Tatyana Mostyko (Foto dokumentasi keluarga via BBC.com)

Baca juga: Cara Putin Hinakan Militernya Sendiri di Upacara Penghargaan Rusia Pasca-Pemberontakan Wagner

Sang suami berkata ia tidak perlu khawatir karena ada sekelompok anak muda yang berhenti untuk membantu mereka.

Namun itu terakhir kali Darya mendengar suara suaminya.

Darya lapor polisi karena suaminya tak juga pulang keesokan harinya.

Ibu Tatyana yang tinggal di Siberia, juga langsung terbang ke kota putrinya tinggal, menempuh perjalanan enam jam ke daerah tersebut.

"Hal terburuk adalah ketika kami mendarat dan saya menghidupkan kembali ponsel saya. Ada banyak pesan," kata Nadezhda.

"Anda tidak bisa membayangkan betapa paniknya saya. Saya membuang telepon itu, karena itu hanya bisa berarti satu hal - semuanya sudah berakhir. Saya tidak bisa menggambarkannya."

Tiga tersangka kemudian ditangkap, termasuk Kevorkyan yang berusia 31 tahun.

Dua orang lainnya, Anatoly Dvoynikov dan Aram Tatosyan, menunjukkan kepada polisi di mana mereka mengubur jasad korban.

Kirill dan Tatyana rupanya tewas ditikam.

Polisi mengatakan bahwa wanita muda itu menunjukkan "tanda-tanda kematian yang kejam".

Demyan Kevorkyan
Demyan Kevorkyan (Layanan Pers Bersama Pengadilan Daerah Krasnodar)

Baca juga: Analisis, Pemberontakan Wagner Akal-akalan Putin Agar Rusia Kepung Ukraina Lewat Polandia

Dvoynikov dan Tatosyan mengaku melakukan perampokan dan pembunuhan.

Mereka mengatakan Kevorkyan yang bertanggung jawab, tetapi Kevorkyan membantah terlibat.

Nadezhda tidak percaya Kevorkyan dibebaskan.

"Dia seharusnya tidak keluar sebelum 2028," katanya.

Kevorkyan dijatuhi hukuman 18 tahun penjara karena kejahatan serupa sebelumnya.

Ia dihukum karena memimpin geng yang membajak mobil-mobil yang lewat, tidak jauh dari tempat Tatyana dan Kirill dibunuh.

Mereka merampok orang-orang di dalam mobil itu dan menembak mati salah satu dari mereka.

"Atas dasar apa dia dibebaskan?" tanya Nadezhda.

Di bawah hukum Rusia, narapidana harus menjalani setidaknya dua pertiga dari hukuman mereka.

"Dia seharusnya menjalani hukuman setidaknya 12 tahun. Dia hanya menjalani hukuman enam tahun," katanya.

Berapa banyak pejuang Wagner yang kembali melakukan kejahatan?

Cuplikan video Telegram Concord Press Service, menampilkan pemimpin Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin bersama pasukannya, mengancam akan mundur dari Bakhmut, Ukraina pada 10 Mei 2023, karena tidak mendapatkan pasokan amunisi dari Kementerian Pertahanan Rusia.
Cuplikan video Telegram Concord Press Service, menampilkan pemimpin Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin bersama pasukannya, mengancam akan mundur dari Bakhmut, Ukraina pada 10 Mei 2023, karena tidak mendapatkan pasokan amunisi dari Kementerian Pertahanan Rusia. (Telegram/Concord Press Service)

Baca juga: Sempat Diasingkan ke Belarus, Pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin Kembali Terlihat di Rusia

Prigozhin mengatakan bahwa selama setahun, Wagner merekrut 49.000 tahanan untuk berperang tetapi hanya 32.000 yang berhasil pulang.

Tetapi peneliti independen percaya bahwa jumlah sebenarnya yang selamat bahkan lebih rendah lagi, sekitar 20.000.

Dalam sebuah video di bulan Januari, Prigozhin menyambut pulang para mantan narapidana, berkata:

"Kalian dulunya pelaku kriminal, seperti yang mereka katakan - tapi sekarang kalian adalah pahlawan perang!"

Tetapi banyak dari "pahlawan" ini yang diduga melakukan kejahatan.

BBC mengonfirmasi bahwa tersangka dalam sekitar 20 kasus pelanggaran serius, termasuk pemerkosaan dan pembunuhan, adalah pejuang Wagner yang direkrut di penjara dan dibebaskan lebih awal untuk bertugas di Ukraina.

Prigozhin telah mengklaim bahwa tingkat pelanggaran kembali di antara mantan rekrutan Wagner adalah 10 persen hingga 20 persen lebih rendah daripada rata-rata penjahat yang dibebaskan.

Namun direktur organisasi hak-hak narapidana Russia Behind Bars, Olga Romanova, mengatakan jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih besar karena banyak kejahatan yang tidak tercatat.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas