Swedia Ungkap Risiko Pembakaran Alquran: Kami, Denmark, Belanda Jadi Target Prioritas Teroris
Polisi Swedia mengatakan risiko pembakaran Alquran telah menjadikan Swedia, Denmark, Belanda sebagai target prioritas kelompok teroris.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Departemen Kontraterorisme di Polisi Keamanan Swedia, Magnus Sjoberg, mengatakan, Swedia, Denmark, dan Belanda saat ini berada di daftar teratas untuk beberapa kelompok teroris.
Menurutnya, ancaman keamanan tersebut terkait dengan serangkaian aksi pembakaran Alquran.
"Dinas keamanan telah melihat komunikasi dari dalam beberapa organisasi teroris mengenai tiga negara Eropa, menambahkan bahwa ancaman tersebut sekarang menjadi lebih nyata,” kata Magnus Sjoberg kepada kantor berita TT Swedia, Rabu (9/8/2023).
Ia mengatakan, meski polisi Swedia telah meningkatkan keahlian kontraterorisme secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, hal itu tidak menjamin tidak akan ada serangan.
Menurut Expressen Swedia, sebuah bom dilemparkan ke arah pintu masuk Kedutaan Besar Swedia di Beirut, Lebanon pada Rabu (9/8/2023) malam hari.
Perangkat bom itu dilaporkan gagal meledak.
Baca juga: Wanita Iran Bakar Alquran di Swedia, Sebut Semua Agama Harus Dihancurkan
Expressen Swedia mengatakan, polisi setempat di Beirut mengklaim upaya penyerangan itu terkait dengan serangan aksi pembakaran Alquran terbaru di Swedia.
Baru-baru ini pada akhir Juli 2023, sepasang imigran Kristen Irak menginjak salinan Alquran dan membakar beberapa halaman di depan gedung parlemen Swedia.
Sebelumnya, pasangan itu telah melakukan aksi kontroversial serupa dua kali, seperti diberitakan RT.
Baca juga: Denmark akan Cegah Pembakaran Alquran: Itu Tindakan Ofensif, Kami akan Cari Alat Hukum
Aksi terbaru itu mendapat kecaman dan protes dari berbagai negara terutama mayoritas Muslim.
Irak mengusir Duta Besar Swedia dan menarik Duta Besarnya sendiri dari Swedia.
Beberapa negara lainnya juga memanggil Duta Besar Swedia sebagai protes.
Sebelumnya, Magnus Sjöberg mengatakan, setelah sayap kanan Rasmus Paludan membakar kitab-kitab suci di seluruh negeri, Swedia berubah dari yang sah menjadi target prioritas teror Islam, dikutip dari Omni Swedish.
Perdana Menteri Ulf Kristersson memperingatkan pada Juli 2023, tindakan ini telah menghasilkan situasi kebijakan keamanan yang paling serius bagi negara tersebut sejak Perang Dunia Kedua.
Ia juga prihatin dengan permintaan oknum yang mungkin tidak pernah berakhir untuk izin melakukan aksi serupa kepada polisi, yang hanya dapat ditolak oleh pihak berwenang dalam keadaan tertentu sesuai hukum.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Pembakaran Alquran di Swedia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.