Soal Kudeta Niger, Rusia Peringatkan agar Ecowas Tidak Ambil Tindakan Militer
Rusia memperingatkan bahwa intervensi militer di Niger akan mengarah pada konfrontrasi yang berkepanjangan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
Kondisi kesehatan dan keselamatan Presiden Mohamed Bazoum yang telah disekap sejak militer merebut kekuasaan pada 26 Juli 2023 menimbulkan kekhawatiran.
Baca juga: ECOWAS Beri Sinyal Operasi Militer di Niger, Mulai Aktifkan Pasukan Siaga
"Dia dan keluarganya telah kehilangan makanan, listrik, dan perawatan medis selama beberapa hari," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.
Komisaris HAM PBB Volker Turk menerima laporan yang kredibel bahwa kondisi penahanan "bisa menjadi perlakuan yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat".
Kelompok HAM Human Rights Watch mengatakan Bazoum telah mengatakan kepada mereka minggu ini bahwa dia dan keluarganya diperlakukan dengan cara yang "tidak manusiawi dan kejam".
"Putra saya sakit, memiliki kondisi jantung yang serius, dan perlu ke dokter," HRW mengutip ucapan Bazoum kepada mereka.
Amerika Serikat Pantau Situasi Niger
Sementara itu, Pentagon menyebut, pihaknya bersiaga dan sudah menyiapkan standar prosedur serta langkah-langkah untuk melindungi personel yang ditempatkan di Niger.
Langkah itu dilakukan AS seiring pengumuman koalisi negara-negara Afrika Barat yang akan mengirimkan pasukan tempur guna memulihkan tatanan konstitusional di negara tersebut.
"AFRICOM sedang memantau situasi di Niger, dan pasukan AS terus mengambil tindakan perlindungan pasukan yang hati-hati," kata juru bicara Komando Afrika AS (AFRICOM) kepada Newsweek.
Pernyataan itu muncul setelah Koalisi Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) memutuskan mengaktivasi pasukan multinasional dalam rapat darurat Kamis (10/8/2023).
Baca juga: Bos Wagner Olok-olok AS yang PDKT ke Junta Militer Niger: Kemarin Tak Akui Sekarang Malah Bertemu
Tindakan ECOWAS menjadi tanggapan atas penolakan Mayor Jenderal Niger Abdourahamane "Omar" Tchiani untuk menyerahkan kekuasaan kembali kepada Presiden Nigeria Mohamad Bazoum, yang digulingkan dalam pergolakan yang dipimpin militer akhir bulan lalu.
Presiden Nigeria Bola Tinubu, yang menjabat sebagai ketua ECOWAS, mengatakan dia masih berharap bahwa "resolusi damai" dapat dilakukan.
Dia menegaskan kalau tidak ada pilihan yang bisa diambil dalam perundingan.
Tinubu juga menegaskan, penggunaan kekuatan militer merupakan upaya terakhir.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)