Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mata Uang Rusia Capai Level Terendah Sejak Perang vs Ukraina, Rusia Siap Lakukan Kebijakan Ini

Mata uang Rusia mencapai level terendah sejak dimulainya perang melawan Ukraina. Rusia memperketat tindakan untuk menghentikan jatuhnya Rubel.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Mata Uang Rusia Capai Level Terendah Sejak Perang vs Ukraina, Rusia Siap Lakukan Kebijakan Ini
Russia Business Today
Foto Ilustrasi Mata uang rubel Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM- Mata uang Rusia mencapai level terendah sejak dimulainya perang melawan Ukraina.

Rubel Rusia telah mencapai nilai terendah sejak minggu-minggu awal perang di Ukraina karena sanksi Barat membebani ekspor energi dan melemahkan permintaan mata uang nasional.

Pada hari Senin (14/8/2023), mata uang Rusia melewati 101 rubel ke dolar Amerika Serikat.

Melanjutkan penurunan nilainya lebih dari 25 persen sejak awal tahun dan mencapai level terendah dalam hampir 17 bulan.

Penasihat ekonomi Presiden Vladimir Putin, Maksim Oreshkin, pada hari Senin menyalahkan lemahnya rubel pada kebijakan moneter yang longgar dalam opini untuk kantor berita negara TASS.

Dia mengatakan bahwa rubel yang kuat adalah untuk kepentingan ekonomi Rusia dan bahwa mata uang yang lemah mempersulit restrukturisasi ekonomi dan berdampak negatif pada pendapatan riil masyarakat.

Dikutip dari AFP, Oreshkin mengatakan bahwa bank sentral Rusia memiliki semua alat yang diperlukan untuk menstabilkan situasi dan mengharapkan normalisasi segera.

Berita Rekomendasi

Pada konferensi pers Jumat lalu, wakil direktur bank sentral Alexei Zabotkin mengatakan bahwa bank mengikuti nilai tukar mengambang karena memungkinkan ekonomi untuk secara efektif beradaptasi dengan perubahan kondisi eksternal.

Beberapa hari sebelumnya, bank sentral mengatakan akan berhenti membeli mata uang asing di pasar domestik hingga akhir tahun untuk mencoba menopang rubel dan mengurangi volatilitas.

Rusia biasanya menjual mata uang asing untuk mengatasi kekurangan pendapatan dari ekspor minyak dan gas alam dan membeli mata uang jika memiliki surplus.

Pada bulan Januari, rubel diperdagangkan sekitar 66 terhadap dolar tetapi kehilangan sekitar sepertiga nilainya pada bulan-bulan berikutnya.

Setelah negara-negara Barat memberlakukan sanksi setelah invasi ke Ukraina pada Februari 2022, rubel jatuh serendah 130 terhadap dolar, tetapi bank sentral memberlakukan kontrol modal yang menstabilkan nilainya.

Pada musim panas lalu, harganya berada di kisaran 50 hingga 60 dolar.

Zabotkin mengatakan pada hari Jumat bahwa sanksi internasional telah memotong sejumlah besar impor ke Rusia, berkontribusi pada jatuhnya rubel,

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas