22 Orang Ditemukan Tewas Tertimbun Longsor di Area Tambang Batu Giok Myanmar
Kecelakaan itu terjadi pada hari Minggu di Hpakant, di mana timbunan tanah dan puing-puing raksasa runtuh dan menyeret orang ke danau terdekat
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 22 orang ditemukan tewas tertimbun longsor di area tambang batu giok di Hpakant, negara bagian Kachin, Myanmar.
Tim penyelamat di Myanmar utara menemukan 22 mayat setelah tanah longsor besar terjadi akhir pekan lalu.
Tar Lin Maung, seorang jurnalis lokal melaporkan pada Selasa (15/8/2023).
Melansir Reuters, ada 42 orang dinyatakan hilang, di mana banyak dari mereka adalah pemulung yang mencari potongan kecil batu giok.
Kecelakaan itu terjadi pada hari Minggu di Hpakant, di mana timbunan tanah dan puing-puing raksasa runtuh dan menyeret orang ke danau terdekat.
Lebih dari 100 orang terlibat dalam upaya pencarian korban.
Baca juga: Sedikitnya 65 Orang Meninggal akibat Banjir dan Tanah Longsor di India, Pencarian Terus Dilakukan
Banyak di perahu yang diawasi oleh orang-orang yang berkumpul di tebing yang menghadap ke tempat terjadinya kecelakaan.
"Akibat hujan terus menerus, tanah menjadi kenyal. Itu menyulitkan dan berisiko bagi kami," kata seorang penyelamat yang menolak disebutkan namanya karena mengkhawatirkan keselamatannya.
Hpakant dikenal dengan sumber daya batu gioknya yang melimpah dan menjadi tempat beberapa bencana pertambangan terburuk di Asia.
Termasuk satu bencana pada tahun 2020 yang menewaskan sedikitnya 170 pemulung batu giok.
Myanmar menghasilkan sekitar 90 persen batu giok dunia, dengan China sebagai pembeli utama.
Industri ini bernilai miliaran dolar setiap tahun bagi militer yang berkuasa di Myanmar dan sekutu bisnisnya, menurut para aktivis.