Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Pertahanan Rusia Ancam Pakai Bom Cluster Pemusnah Massal di Ukraina

Sergei Shoigu beralasan, Rusia punya hak menggunakan bom cluster di Ukraina sebagai tanggapan atas pasokan senjata terlarang itu dari Amerika ke Kiev

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Menteri Pertahanan Rusia Ancam Pakai Bom Cluster Pemusnah Massal di Ukraina
USAF / AFP
Sebuah B-1B Lancer Amerika Serikat menjatuhkan bom cluster selama latihan tembak langsung 05 November 2000. Rusia mengancam akan menggunakan bom cluster dalam perang di Ukraina sebagai respons aksi AS mengirimkan bom pemusnah massal itu ke Kiev. 

Siapa pun yang berada di area serangan munisi tandan, baik militer maupun sipil, sangat mungkin terbunuh atau terluka parah.

Itu lah kenapa bom cluster kerap disebut sebagai bom pemusnah massal.

Fuze dari setiap submunition umumnya diaktifkan saat jatuh sehingga akan meledak di atas atau di tanah.

Ada berbagai macam jenis munisi tandan. 

Menurut Monitor Munisi Tandan, sebanyak 34 negara pernah mengembangkan atau memproduksi lebih dari 200 jenis munisi tandan.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu. (Russian Defense Ministry)

Rusia: Amunisi Militer Ukraina Hampir Habis

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu juga mengklaim bahwa serangan balasan Ukraina gagal dan militer lawan sudah kehabisan amunisi dan peralatan meskipun mendapat dukungan dari Barat.

"Hasil awal serangan balik menunjukkan bahwa sumber daya militer Ukraina hampir habis," katanya.

Berita Rekomendasi

Sergei Shoigu juga menyebut militer Rusia akhirnya bisa membongkar banyak mitos tentang standar militer Barat yang diklaim superior.

Nyatanya, kata Shoigu, persenjataan Barat tidak bagus-bagus amat. 

Hal itu juga termasuk pelatihan puluhan ribu tentara Ukraina oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya.

“Banyak dari mereka telah dikirim ke garis depan, ditangkap dan, setelah itu, berbicara secara rinci tentang metode pelatihan NATO,” kata Shoigu.

“Dalam kebanyakan kasus, ulasannya negatif,” katanya.

(oln/AFP/TMT/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas