Menteri Pertahanan Rusia: Senjata Butut Soviet Masih Lebih Unggul Ketimbang Senjata Modern Barat
Menteri pertahanan Rusia, Sergei Shoigu menyebut Tak satu pun dari senjata perang Ukraina yang unik atau kebal terhadap persenjataan Rusia.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Menteri Pertahanan Rusia: Senjata Butut Soviet Masih Lebih Ampuh Ketimbang Senjata Modern Barat
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sesumbar kalau bantuan yang diberikan negara-negara Barat ke Ukraina tidak memberikan hasil positif bagi mereka.
Persenjataan Barat yang dikirim ke Ukraina, serta taktik NATO yang diajarkan kepada para komandan pasukan Kiev, terbukti gagal memberikan keunggulan di medan perang.
Sesumbar Sergei Shoigu itu dia lontarkan di Konferensi Keamanan Internasional ke-21 di Moskow, Selasa (15/8/2023).
Sang menteri menggarisbawahi kalau Rusia saat ini berperang melawan tidak hanya Angkatan Bersenjata Ukraina, tetapi seluruh kekuatan kolektif negara-negara Barat.
Belakangan, kekuatan kolektif itu masih juga ditambah oleh dukungan dari beberapa negara Asia-Pasifik, merujuk pada sikap Jepang pada konflik Rusia vs Ukraina.
Baca juga: AS Kirim Tank Berat ke Ukraina, Rusia Kerahkan Ribuan Tank Era Soviet, Ini Penampakannya
Senjata Butut Era Soviet Masih Lebih Unggul
Meski begitu, Shoigu menegaskan kalau negara-negara Barat telah kehilangan dominasi mereka di bidang militer sejak dimulainya invasi Rusia di Ukraina yang dia sebut sebagai 'operasi militer khusus'.
“Sudah jelas bahwa penggunaan senjata Barat dan metode perencanaan operasi (taktik dan pelatihan) NATO (ke Ukraina) tidak dapat memastikan keunggulan di medan perang,” kata Sergei Shoigu.
Shoigu menilai, perang di Ukraina telah menunjukkan kalau tidak ada persenjataan Barat yang unik atau kebal dari persenjataan Rusia.
"Dan bahkan beberapa senjata era Soviet telah terbukti lebih unggul dalam pertempuran dibandingkan senjata Barat modern mereka," kata dia.
Sebagai bukti kegagalan Barat untuk memastikan keberhasilan Kiev dalam serangan balasannya, Shoigu menunjuk tingginya jumlah korban yang diderita tentara Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
“Terlepas dari bantuan menyeluruh dari Barat, Angkatan Bersenjata Ukraina gagal mencapai hasil,” klaimnya.
"Hasil awal pertempuran (dari serangan balik Ukraina) menunjukkan bahwa sumber daya militer Ukraina hampir habis,” kata dia.
Metode AS Jualan Senjata Baru ke Sekutunya
Menurut perkiraan Kementerian Pertahanan Rusia, pasukan Kiev telah kehilangan sekitar 43.000 tentara sejak mereka melancarkan serangan balasan pada awal Juni saat berusaha menerobos pertahanan Rusia.
"Mereka juga dilaporkan kehilangan sekitar 5.000 alat berat, termasuk puluhan tank Barat dan kendaraan tempur," kata dia.
Dalam pidatonya pada hari Selasa, Shoigu meyakini kalau perang di Ukraina secara aktif menjadi pundi-pundi bagi kantong industri pertahanan AS.
Sergei Shoigui menyebut, dengan kedok mendukung Kiev, AS melakukan cuci gudang senjata militer mitranya di Eropa untuk menjual produk baru kepada mereka.
“Mitra harus membayar banyak uang ke AS untuk senjata baru dan setuju untuk membatasi kedaulatan di bidang keamanan,” kata Shoigu.
Dia menambahkan, “Eropa dapat menjadi contoh, di mana kebijakan pertahanan sepenuhnya tunduk pada kepentingan negara AS, Washington.”