PKS Berharap Donald Trump Bisa Selesaikan Konflik Rusia-Ukraina hingga Penjajahan Palestina
Komisi I DPR harap presiden terpilih AS Donald Trump bisa menyelesaikan konflik yang terjadi di Rusia-Ukraina hingga penjajahan yang dialami Palestina
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Jazuli Juwaini mengharapkan presiden terpilih Amerika Serika (AS), Donald Trump bisa menyelesaikan konflik yang terjadi di Rusia-Ukraina hingga penjajahan yang dialami Palestina oleh Israel.
Menurutnya, AS memiliki andil besar di dalam mewujudkan perdamaian di dunia. Termasuk, konflik yang sudah banyak terjadi dalam sejumlah negara yang sedang berseteru.
"Sekarang problem Palestina dan Israel makin parah. Yang meninggal sudah berapa, yang dibantai sudah berapa. Kita berharap negara besar dan adidaya ini tentu punya power besar sehingga kita berharap itu bisa selesai," kata Jazuli saat rapat kerja (raker) bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2024).
"Termasuk juga konflik Ukraina dan Rusia. Kita ingin mewujudkan dunia yang damai, dunia yang tenang, dunia yang nyaman bagi seluruh manusia yang ada di dunia ini," sambungnya.
Lebih lanjut, Jazuli menambahkan pihaknya pun berharap pemerintah Indonesia bisa membangun kerjasama dengan AS.
Ia pun mengharapkan kerjasama itu bisa membawa manfaat dan masalahat bagi Indonesia maupun AS.
"Tentu kita tetap akan membangun kerjasama. Mustahil Indonesia tidak membangun kerjasama dengan negara-negara di dunia ini, apalagi seperti Amerika Serikat. Tapi kerjasama yang kita bangun tentu kerjasama yang saling membawa manfaat dan masalahat bagi negara Indonesia tentu dan Amerika, juga bagi masyarakat dan warga kedua negara," pungkasnya.
Baca juga: Donald Trump Menang, Harga Emas Anjlok, Saham, Bitcoin, dan Tesla Elon Musk Melejit
Sebagai informasi, Donald Trump resmi terpilih sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat seusai memenangkan Pilpres AS 2024, Rabu (6/11/2024).
Dalam perhitungan sementara, Trump dan JD Vence dari partai Republik itu meraih 295 suara elektoral dan 72,6 juta suara atau 51 persen popular vote.
Sementara, pesaingnya dari Partai Demokrat Kamala Harris mendapat 226 suara elektoral atau 67,9 juta suara 47,6 persen.