Bos Wagner Rusia Yevgeny Prigozhin Isyarakatkan Berada di Afrika
Yevgeny Prigozhin muncul dalam klip yang kemungkinan diambil di Afrika dan dirilis di saluran Telegram yang berafiliasi dengan Grup Wagner.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Bos tentara bayaran Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin memposting video pertama sejak memimpin pemberontakan singkat pada akhir Juni kemarin di Moskow.
Video yang dibagikan pada Senin (21/8/2023) di aplikasi Telegram yang berafiliasi dengan Grup Wagner menunjukkan sosok mirip sekali dengan Yevgeny Prigozhin (62).
Klip video tersebut diduga difilmkan di Afrika, lapor Al Jazeera.
Rekaman tersebut tampak menunjukkan bos tentara bayaran Wagner Rusia Yevgeny Prigozhin berpidato mengenai perekrutan pejuang Wagner.
Diyakini ini merupakan video perekrutan pertama sejak Wagner mengorganisir pemberontakan singkat terhadap pejabat Rusia di Moskow, lapor The Guardian.
Prigozhin terlihat berdiri di gurun dengan senapan di tangannya.
Baca juga: Polandia Tangkap Dua Warga Rusia Atas Tuduhan Mata-mata dan Propaganda Grup Wagner
Di kejauhan ada lebih banyak pria bersenjata dan sebuah truk pikap.
“Suhunya 50 derajat Celcius. PMC Wagner menjadikan Rusia lebih besar di semua benua dan Afrika – lebih bebas. Keadilan dan kebahagiaan bagi rakyat Afrika," kata Prigozhin, dikutip dari Reuters.
"Kami membuat hidup menjadi mimpi buruk bagi ISIS [ISIL] dan al-Qaeda serta bandit lainnya,” kata Prigozhin.
Masih Merekrut Pejuang Wagner
Dia menambahkan Wagner terus merekrut pejuang dan kelompoknya akan memenuhi tugas yang telah ditetapkan.
Video tersebut disertai dengan nomor telepon bagi mereka yang ingin bergabung dengan grup tentara bayaran.
Masa depan Wagner dan Prigozhin tidak jelas sejak dia memimpin pemberontakan singkat melawan lembaga pertahanan Rusia dua bulan lalu.
Sejak pemberontakan, beberapa pejuang Wagner pindah ke Belarusia dan mulai melatih tentara di sana.
Dalam komentar yang diterbitkan pada akhir Juli, Prigozhin juga mengatakan Wagner siap untuk lebih meningkatkan kehadirannya di Afrika.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)