Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Dokter yang Keluarkan Cacing Hidup dari Otak Seorang Pasien di Australia, Awalnya Tak Percaya

Dokter Hari Priya Bandi, yang menemukan cacing hidup dalam otak seorang pasien, awalnya tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Cerita Dokter yang Keluarkan Cacing Hidup dari Otak Seorang Pasien di Australia, Awalnya Tak Percaya
The Canberra Times/Canberra Health Service
Dokter Hari Priya Bandi (kiri) dan cacing parasit yang ditemukannya dalam otak pasien. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang dokter ahli bedah syaraf di Australia terkejut saat mengeluarkan cacing yang masih hidup dari otak pasiennya.

Dilaporkan Associated Press, dokter bernama Hari Priya Bandi, melakukan biopsi melalui lubang di tengkorak pasien wanita berusia 64 tahun di rumah sakit Canberra tahun lalu.

Ia menggunakan forceps, sejenis alat seperti gunting yang berfungsi mengambil objek, untuk menarik cacing itu.

Ketika diukur, panjang cacing itu mencapai 3 cm.

"Saya saat itu berpikir, 'Apa itu? Tidak masuk akal. Tapi benda itu hidup dan bergerak'," ujar Bandi dalam surat kabar The Canberra Times, Selasa (29/8/2023).

“Benda itu terus bergerak dengan penuh tenaga."

Baca juga: Cacing Parasit Ditemukan Hidup di Otak Wanita Australia, Biasanya jadi Inang Ular Piton Karpet

"Kami semua merasa sedikit mual melihatnya."

Berita Rekomendasi

Hewan tersebut merupakan larva cacing gelang asli Australia bernama latin Ophidascaris robertsi.

Cacing ini banyak ditemukan pada ular piton karpet.

Bandi dan rekannya, seorang dokter penyakit menular Sanjaya Senanayake, adalah penulis jurnal tentang kasus medis luar biasa yang diterbitkan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases edisi terbaru.

Senanayake mengatakan dia sedang bertugas di rumah sakit pada Juni tahun lalu ketika cacing itu ditemukan.

“Saya mendapat telepon yang mengatakan: 'Kita punya pasien dengan masalah infeksi. Kami baru saja mengeluarkan cacing hidup dari otak pasien ini,'” kata Senanayake kepada Australian Broadcasting Corp.

Pasien tersebut dirawat di rumah sakit setelah mengalami kepikunan dan depresi yang memburuk selama tiga bulan.

Pemindaian menunjukkan ada perubahan di otaknya.

Setahun sebelumnya, dia dirawat di rumah sakit setempat di negara bagian tenggara New South Wales dengan gejala sakit perut, diare, batuk kering, dan berkeringat di malam hari.

Senanayake mengatakan biopsi otak diharapkan dapat mengungkap adanya kanker atau abses.

Cacing gelang Ophidascaris robertsi – yang biasanya menjadi inang ular piton karpet – dikeluarkan dari tubuh pasien setelah operasi otak – dalam keadaan hidup dan menggeliat. Larva cacing tersebut juga diduga telah menginfeksi organ lain di tubuh wanita tersebut, termasuk paru-paru dan hatinya.
Cacing gelang Ophidascaris robertsi – yang biasanya menjadi inang ular piton karpet – dikeluarkan dari tubuh pasien setelah operasi otak – dalam keadaan hidup dan menggeliat. (ANU)

Baca juga: Dunia Hari Ini: Pasien Pertama di Dunia dengan Cacing Ditemukan di Otaknya

“Pasien ini telah dirawat untuk penyakit misterius yang kami pikir pada akhirnya adalah kondisi imunologis karena kami belum dapat menemukan parasit sebelumnya dan entah dari mana, benjolan besar ini muncul di bagian depan otaknya,” kata Senanayake.

“Tiba-tiba, dengan penjepitnya, Bandi mengambil benda yang menggeliat itu."

"Dia dan semua orang di ruang operasi itu benar-benar terkejut,” tambah Senanayake.

Enam bulan setelah cacing tersebut diangkat, gejala neuropsikiatrik pasien membaik namun masih belum sembuh sempurna, kata artikel jurnal tersebut.

Ia telah kembali ke rumah tetapi masih dalam pengawasan medis.

Rincian kondisinya saat ini belum dipublikasikan.

Telur cacing seperti itu biasanya keluar dari kotoran ular yang mencemari rumput yang dimakan mamalia kecil.

Siklus hidup berlanjut saat ular lain memakan mamalia.

Wanita tersebut tinggal di dekat habitat ular piton karpet dan mencari makan tumbuhan asli yang disebut sayuran warrigal untuk memasak.

Meskipun dia tidak melakukan kontak langsung dengan ular, para ilmuwan berhipotesis bahwa dia memakan telur dari tumbuhan atau tangannya yang terkontaminasi.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas