Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Erdogan Bertemu Putin Bahas Kesepakatan Gandum Laut Hitam, Rusia Akui Terbuka untuk Negosiasi

Pertemuan Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan itu untuk membahas dimulainya kembali pengiriman gandum dari Ukraina melalui Laut Hitam.

Penulis: Nuryanti
Editor: Daryono
zoom-in Erdogan Bertemu Putin Bahas Kesepakatan Gandum Laut Hitam, Rusia Akui Terbuka untuk Negosiasi
Murat KULA / LAYANAN PERS PRESIDEN TURKI / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) di Sochi pada 5 Agustus 2022. Putin dan Erdogan kembali bertemu pada Senin (4/9/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bertemu pada Senin (4/9/2023).

Pertemuan Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan itu untuk membahas dimulainya kembali pengiriman gandum dari Ukraina melalui Laut Hitam.

Adapun perjanjian itu sebelumnya dilanggar Rusia pada Juli 2023 lalu.

Rusia membatalkan kesepakatan tersebut karena kesepakatan yang menjanjikan untuk menghilangkan hambatan terhadap ekspor pangan dan pupuk Rusia tidak dipenuhi.

Erdogan mengatakan, kesepakatan gandum adalah isu utama dalam pembicaraan sehari-hari antara kedua pemimpin di resor Sochi, Laut Hitam, Rusia, tempat presiden Rusia berdomisili.

“Semua orang memperhatikan masalah koridor gandum,” ujar Erdogan dalam pidatonya, Senin, dilansir euronews.

Baca juga: Peringatan Vladimir Putin: Yang Kuasai Teknologi Rekayasa Genetik Bisa Punya Senjata Mengerikan

Sementara itu, Putin mengakui bahwa masalah terkait krisis Ukraina akan dibahas di antara mereka.

Berita Rekomendasi

“Saya tahu Anda bermaksud mengajukan pertanyaan tentang kesepakatan gandum."

"Kami terbuka untuk negosiasi mengenai hal itu,” ungkap Putin kepada Erdogan.

Janji Erdogan

Dalam pertemuan itu, Erdogan berusaha membujuk Putin untuk menghidupkan kembali perjanjian yang memungkinkan Ukraina mengekspor gandum dan komoditas lainnya dari tiga pelabuhan Laut Hitam, meskipun sedang berperang dengan Rusia.

Dikutip dari AP News, Putin pada Juli lalu menolak untuk memperpanjang perjanjian tersebut, yang ditengahi oleh Turki dan PBB setahun sebelumnya dan dipandang penting untuk pasokan pangan global, terutama di Afrika, Timur Tengah, dan Asia.

Baca juga: Sekutu Putin Mancing-mancing, Belarusia Tuding Helikopter Mi-24 Polandia Terbang Lewati Perbatasan

Presiden Turki dan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki dan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) Recep Tayyip Erdogan. (Adem ALTAN / AFP)

Ukraina dan Rusia adalah pemasok utama gandum, jelai, minyak bunga matahari, dan barang-barang lainnya yang diandalkan oleh negara-negara berkembang.

Sejak Putin menarik diri dari inisiatif pangan tersebut, Erdogan telah berulang kali berjanji untuk memperbarui perjanjian yang membantu menghindari krisis pangan di beberapa bagian Afrika, Timur Tengah, dan Asia.

Data dari Pusat Koordinasi Gabungan di Istanbul, yang mengatur pengiriman ke Ukraina, menunjukkan 57 persen gandum dari Ukraina dikirim ke negara-negara berkembang, dengan tujuan utama adalah Tiongkok, yang menerima hampir seperempat pasokan pangan.

Baca juga: Putin Tak Gertak Sambal, Rusia Aktifkan Mode Tempur Rudal Sarmat RS-23: Satan 2 Gerbang Era Nuklir?

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas