Sebut Holocaust Bukan soal Agama, Presiden Palestina Dikecam Israel
Presiden Palestina menyebut Holocaust bkan soal agama. Ia dikecam oleh Israel dan sejumlah negara. Kantor Mahmoud Abbas kemudian meminta maaf.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, dituduh antisemitisme setelah dia mengklaim orang Yahudi tidak dianiaya karena agama mereka selama Holocaust.
Mahmoud Abbas menyampaikan komentar itu dalam pidatonya yang disampaikan bulan lalu.
Namun, komentar itu mulai menuai kritik luas pada Rabu (6/9/2023) setelah rekaman pidato itu diterjemahkan dan dibagikan secara online oleh Institut Penelitian Media Timur Tengah (MEMRI) yang berbasis di Washington.
Pada pidatonya di depan anggota senior partai Fatah di Ramallah, Mahmoud Abbas menyatakan, "Tidak benar bahwa (Adolf) Hitler membunuh orang-orang Yahudi karena mereka adalah orang Yahudi."
"Jerman memerangi (Yahudi) karena peran sosial mereka, dan bukan agama mereka. Karena riba dan uang," lanjutnya, dikutip dari DW.
Sekitar 6 juta orang Yahudi dibunuh secara sistematis selama Holocaust.
Baca juga: 2 Warga Palestina Tewas setelah Pasukan Israel Serbu Kamp Pengungsi di Tepi Barat
Pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler menganggap orang Yahudi sebagai ras inferior.
Dia dengan kejam mempromosikan antisemitisme ketika Third Reich pada masa kepemimpinan Nazi melakukan genosida terhadap orang-orang Yahudi di Eropa.
Kecaman Global
Baca juga: Melalui Program Golden Aid, GFI Bantu Masalah Kesehatan Warga di Gaza Palestina
Kementerian Luar Negeri Israel membagikan rekaman pidato tersebut di media sosial pada Rabu (6/9/2023), menuduh Mahmoud Abbas melakukan "penyangkalan Holocaust."
Sementara itu, juru bicara Uni Eropa mengatakan pidato pemimpin Palestina itu mengandung pernyataan yang salah dan sangat menyesatkan tentang Yahudi dan antisemitisme.
Menurutnya, itu adalah penghinaan terhadap jutaan korban Holocaust dan keluarga mereka.
"Distorsi sejarah seperti itu bersifat menghasut, sangat menyinggung dan meremehkan Holocaust dan dengan demikian memicu antisemitisme," tambah juru bicara UE.
Jerman juga mengecam pernyataan Abbas tentang Holocaust.
Duta Besar Jerman untuk Israel, Steffen Seibert, mengatakan rakyat Palestina pantas mendengar kebenaran sejarah dari pemimpin mereka, bukan distorsi seperti itu.
Misi Jerman di Ramallah, tempat Otoritas Palestina Abbas bermarkas, juga mengecam keras pernyataannya.
“Sejarah sudah jelas: jutaan nyawa telah musnah – hal ini tidak dapat direlatifkan,” kata misi Jerman di Ramallah pada Rabu (6/9/2023) malam.
Utusan Khusus AS untuk Memantau dan Memerangi Antisemitisme, Deborah Lipstadt, juga mengecam "pernyataan antisemitisme dan kebencian" Abbas.
Dia menyerukan permintaan maaf segera.
Otoritas Palestina Minta Maaf
Baca juga: Warga Sipil Israel, Lansia dan Putranya Ditembak Mati oleh Pria Palestina di Tepi Barat
Kantor Mahmoud Abbas kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan "Holocaust adalah kejahatan paling keji dalam sejarah manusia modern."
Juru bicaranya, Nabil Abu Rudeineh, mengutuk “kampanye gila” terhadap presiden Palestina, dikutip dari Haaretz.
Dia mengatakan posisi Mahmoud Abbas “jelas dan terdokumentasi, yaitu mengutuk Holocaust dan menolak antisemitisme.”
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Presiden Palestina