Bertemu PM Meloni, Jokowi Ajak Italia Kembangkan Mobil Listrik di Indonesia
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni menggelar pertemuan bilateral disela-sela KTT G20 India, pada Minggu, (10/9/2023).
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menggelar pertemuan bilateral disela-sela KTT G20 India, pada Minggu, (10/9/2023).
Dalam pertemuan yang digelar di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, tersebut kedua Pemimpin membahas kerjasama investasi.
Presiden menyambut baik peningkatan investasi oleh Italia ke Indonesia.
“Saya sambut baik peningkatan investasi Italia dan peresmian pabrik Piaggio tahun lalu,” ujar Jokowi.
Selain itu, Kepala Negara mengundang Italia untuk terlibat dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan infrastruktur hijau.
“Saya juga undang Italia untuk kembangkan ekosistem EV, infrastruktur hijau dan pembangunan Ibu Kota Nusantara,” katanya.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 20 menit tersebut, Presiden Jokowi juga meminta dukungan PM Meloni atas keanggotaan Indonesia di Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas komitmen Italia dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP). Presiden berharap komitmen tersebut dapat segera diwujudkan dalam waktu dekat.
“Saya harap komitmen segera diimplementasikan karena dukungan mobilisasi pendanaan adalah elemen penting transisi energi,” kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi Bersama Pemimpin Negara G20 Beri Penghormatan di Mahatma Gandhi Samadhi India
JETP adalah komitmen skema pendanaan transisi energi yang dinisiasi pada KTT G20 di Bali 2022 lalu. Internasional Partner Groups yang dipimpin Amerika Serikat dan Jepang, beranggotakan Kanada, Denmark, Uni Eropa, Perancis, Jerman, Italia, Norwegia dan Inggris membuat perjanjian internasional yang dituangkan dalam joint statement yang bersifat tidak mengikat.
Adapun implementasi JETP yakni skema pendanaan sebesar USD 20 milyar atau setara dengan 300 triliun rupiah untuk transisi energi. Dana tersebut berasal dari investasi publik dan swasta dalam bentuk hibah dan pinjaman bunga rendah, yang diharapkan dapat mempercepat dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia.