Diduga jadi Mata-mata Tiongkok di Parlemen Inggris, 2 Orang Ditangkap
Seorang peneliti di Parlemen Inggris telah ditangkap berdasarkan Undang-undang Rahasia Negara. 2 sosok itu diduga mata-mata Tiongkok.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Endra Kurniawan
Pada akhir kunjungannya ke KTT G20 di India, Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, secara pribadi menantang perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, atas tuduhan tersebut.
"Saya jelas tidak dapat mengomentari secara spesifik penyelidikan yang sedang berlangsung," kata Rishi Sunak dilansir The Guardian.
"Namun, sehubungan dengan pertemuan saya dengan Perdana Menteri Li, apa yang saya katakan secara spesifik adalah bahwa saya menyampaikan berbagai kekhawatiran berbeda yang kami miliki di berbagai bidang."
"Ketidaksepakatan, dan khususnya, kekhawatiran saya yang sangat kuat mengenai campur tangan apa pun dalam demokrasi parlementer kita, yang jelas tidak dapat diterima," tuturnya.
Pertemuan tersebut tidak dijadwalkan, tetapi dikonfirmasi pada Minggu (10/9/2023) pagi setelah berita penangkapan tersebar.
Masalah ini adalah hal pertama yang diangkat Sunak selama pertemuan 20 menit mereka, dan Li Qiang menjawab bahwa kedua negara memiliki "perbedaan pendapat".
Sunak, yang kembali ke Inggris pada hari Minggu, kemungkinan akan menghadapi panggilan untuk pertanyaan mendesak di DPR pada hari Senin (11/9/2023) tentang insiden tersebut.
Beberapa anggota parlemen secara pribadi menyampaikan kekhawatiran tentang potensi peran Alicia Kearns, anggota parlemen Konservatif yang mengetuai komite urusan luar negeri, dan Tom Tugendhat, menteri keamanan.
Baca juga: Polandia Tangkap Dua Warga Rusia Atas Tuduhan Mata-mata dan Propaganda Grup Wagner
Keduanya sangat menaruh perhatian pada masalah-masalah yang berkaitan dengan Tiongkok dan sangat kritis terhadap Beijing.
Terduga mata-mata tersebut diketahui pernah melakukan kontak dengan keduanya, meski hanya sebentar, dan dalam kasus Tugendhat, pertemuan terjadi sebelum ia menjadi menteri.
"Meskipun saya menyadari kepentingan publik, kita semua mempunyai kewajiban untuk memastikan pekerjaan apa pun yang dilakukan pihak berwenang tidak terancam," kata Alicia Kearns.
Pengungkapan mata-mata ini berisiko memicu pertikaian baru di dalam partai Konservatif mengenai kebijakan hubungan dengan Beijing, setelah James Cleverly menjadi menteri luar negeri pertama dalam lima tahun yang mengunjungi Tiongkok bulan lalu.
Ia bertemu dengan serangkaian anggota senior pemerintah Tiongkok.
Sebelum kunjungan Menteri Luar Negeri tersebut, sebuah laporan dari komite Kearns mengatakan bahwa Inggris harus menangani Tiongkok dengan lebih tegas dalam hal pelanggaran hak asasi manusia dan membantu Taiwan menghalangi kemungkinan invasi.
(Tribunnews.com/Deni)