Gunung Fuji 'Menjerit' karena Pengunjung Membludak, Jepang: Kita Perlu Batasi Wisatawan
Jepang berencana membatasi jumlah pengunjung Gunung Fuji yang terus meningkat siang dan malam.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah pengunjung Gunung Fuji terus mengalami peningkatan siang dan malam.
Kini, gunung tertinggi di Jepang itu bukan lagi menjadi tempat yang damai.
Dengan jutaan pengunjung setiap tahunnya, mengakibatkan banyaknya bus, truk pasokan hingga toko.
“Gunung Fuji menjerit,” kata gubernur wilayah setempat, sebagaimana dikutip dari The Star.
Jumlah pengunjung meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2012 dan 2019 menjadi 5,1 juta.
Baca juga: Jepang: Gunung Fuji dalam Kondisi Kritis, Volcano Mahsyur Bisa Dicopot dari Status UNESCO
Bukan hanya pada siang hari arus orang berjalan dengan susah payah melewati pasir vulkanik hitam dalam perjalanan mendaki gunung setinggi 3.776 meter.
Pada malam hari, antrean panjang orang dalam perjalanan untuk melihat matahari terbit di pagi hari berjalan ke atas dengan obor di kepala mereka.
Titik awal utama adalah tempat parkir mobil yang hanya dapat dicapai dengan taksi atau bus yang memakan waktu beberapa jam dari Tokyo, sekitar 100 kilometer jauhnya.
Banyak restoran dan toko yang menjual cenderamata serta makanan ringan dan minuman.
“Saya melihat banyak sisa makanan dan botol minuman kosong berserakan di sekitar area cuci tangan di toilet,” keluh pendaki Jepang Yuzuki Uemura, 28 tahun.
Masatake Izumi, seorang pejabat setempat, mengatakan tingginya jumlah orang meningkatkan risiko kecelakaan.
Beberapa orang yang mendaki pada malam hari mengalami hipotermia dan harus dibawa kembali ke pusat pertolongan pertama, katanya.
Setidaknya satu orang telah meninggal sejauh musim ini.
Pembatasan Pengunjung