Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-565: Washington Akui Terkesan dengan Serangan Balasan Ukraina
Kabar terbaru, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Victoria Nuland, mengatakan Washington “terkesan” dengan serangan balasan Ukraina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia di Ukraina telah memasuki hari ke-565 pada Senin (11/9/2023).
Kabar terbaru, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Victoria Nuland, mengatakan Washington “terkesan” dengan serangan balasan Ukraina.
Nuland juga menyebut Ukraina membutuhkan dukungan Washington untuk memenangkan perang melawan Rusia.
Selengkapnya, simak rangkuman update perang Rusia vs Ukraina hari ke-565 berikut yang dikutip dari The Guardian:
- Ukraina Klaim Sistem Pertahanan Udara Stop 25 Drone Shahed Iran
Ukraina mengatakan sistem pertahanan udara menghentikan 25 dari 32 drone Shahed buatan Iran yang diluncurkan oleh Rusia dalam gelombang yang ditujukan ke Kyiv dan wilayah sekitarnya.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-564, Soal Deklarasi KTT G20, Kyiv: Tak Ada yang Bisa Dibanggakan
Saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa ia mendengar setidaknya lima ledakan di Kyiv.
Sebuah rekaman media Ukraina menunjukkan mobil-mobil rusak.
“Drone datang ke ibu kota secara berkelompok dan dari berbagai arah,” Kepala Administrasi Militer kota Kyiv, Serhiy Popko mengatakan melalui Telegram.
- Presiden Brasil Sebut Putin Bisa Hadir di KTT G20 di Rio de Janeiro Tahun Depan
Presiden Rusia Vladimir Putin dapat menghadiri KTT G20 tahun depan di Rio de Janeiro tanpa takut ditangkap, kata Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva.
Sebagaimana diketahui, Putin telah didakwa melakukan kejahatan perang di hadapan pengadilan pidana internasional (ICC).
Sementara, posisi Lula, secara kontroversial mencoba memposisikan dirinya sebagai pembawa perdamaian antara Moskow dan Kyiv.
“Apa yang bisa saya katakan kepada Anda adalah, jika saya adalah Presiden Brazil, dan jika dia datang ke Brazil, tidak ada alasan dia akan ditangkap," kata Lula.