Intelijen Inggris: Rusia Siap Bikin Ukraina Gelap Gulita dan Membeku di Musim Dingin
Hasilnya, gelombang serangan rudal Rusia itu memutus aliran listrik, pemanas, dan air ke jutaan warga sipil Ukraina.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Intelijen Inggris: Rusia Mau Bikin Ukraina Gelap Gulita dan Membeku di Musim Dingin
TRIBUNNEWS.COM - Militer Rusia diprediksi akan meningkatkan intensitas penyerangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama musim dingin.
Hal itu diungkapkan Kementerian Pertahanan Inggris dalam laporan intelijen pada Sabtu (16/9/2023).
Niat Rusia ini, kata laporan tersebut, mencoba mengulangi apa yang dilakukan Rusia tahun lalu.
Baca juga: Ini Dia Calon Lawan Sepadan Rusia: Bakal Jadi Negara dengan Kekuatan Militer Paling Dahsyat di Eropa
Beberapa indikasi dari niat Rusia membuat Ukraina gelap gulita dan membeku pada musim dingin ini ditunjukkan oleh berkurangnya penggunaan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara oleh Rusia ke Ukraina sejak April 2023.
Indikasi lain, para pemimpin Rusia telah menyoroti upaya untuk meningkatkan produksi rudal tersebut.
"Hal ini menunjukkan bahwa Rusia kemungkinan akan mampu menghasilkan persediaan senjata yang “signifikan” dan ada “kemungkinan realistis” senjata tersebut akan digunakan untuk menyerang target infrastruktur energi Ukraina di musim dingin," menurut kementerian Inggris.
Pada musim dingin tahun lalu, Rusia melakukan serangan massal jarak jauh terhadap sasaran-sasaran tersebut.
Hasilnya, gelombang serangan rudal Rusia itu memutus aliran listrik, pemanas, dan air ke jutaan warga sipil Ukraina.
"Serangan-serangan Rusia tersebut terutama menggunakan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara, seperti AS-23a Kodiak," kata kementerian Inggris.
Strategi tersebut menyebabkan kerusakan besar pada sistem tenaga listrik Ukraina.
"Negara tersebut hingga kini masih berupaya memperbaiki infrastruktur, penyimpanan gas, dan langkah-langkah lain untuk melawan serangan lebih lanjut pada musim dingin ini," menurut lembaga think tank The Atlantic Council.
"Ukraina lebih siap tahun ini, namun beberapa serangan yang tepat sasaran dapat kembali menyebabkan krisis energi," kata lembaga think tank tersebut.