Ratusan Jasad Korban Banjir Penuhi Pantai Libya, PBB Imbau Warga Waspada Wabah Kolera
400 mayat dilaporkan memenuhi pesisir Pantai Derna Libya, pasca banjir bandang akibat badai Daniel menyapu bersih wilayah Libya Timur
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, DERNA – Sebanyak 400 mayat dilaporkan memenuhi pesisir Pantai Derna Libya, pasca banjir bandang akibat badai Daniel menyapu bersih sebagian besar wilayah Libya Timur.
“Mungkin ada sekitar 400 orang, tapi sulit untuk mengatakannya, kemungkinan angka-angka ini akan meningkat dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” kata laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Rangkuman Peristiwa Timur Tengah: Gempa Maroko, Banjir Libya hingga Konflik Sudan
Penemuan mayat di wilayah pesisir Pantai Derna awalnya dilakukan oleh empat tim Departemen Perlindungan Sipil Malta.
Saksi mata menuturkan saat pencarian tim pertama kali menemukan tujuh mayat termasuk tiga mayat anak di dalam sebuah gua di tepi laut.
Namun ketika tim melangkah lebih jauh, ratusan mayat yang hampir membusuk terlihat memenuhi pesisir pantai.
Mayat-mayat tersebut diyakini hanyut ke laut akibat banjir besar, setelah badai Daniel menghancurkan dua bendungan dan menyapu seperempat kota pesisir tersebut.
Dengan ditemukannya ratusan mayat tersebut, kini total korban tewas bencana banjir Libya mencapai 11.300 orang sementara lebih dari 10.000 orang lainnya masih dalam status pencarian.
Kendati pemerintah gencar melakukan kubur masal kepada korban tewas banjir Libya, namun karena masih banyak mayat yang belum dievakuasi akibat keterbatasan alat.
PBB mengimbau masyarakat untuk waspada lantaran mayat membusuk berpotensi mengkontaminasi air sumur dan dikhawatirkan dapat membawa penyakit berbahaya seperti kolera.
"Mayat berserakan di jalan-jalan, terdampar di pantai, dan terkubur di bawah bangunan yang runtuh dan puing-puing," kata Bilal Sablouh, salah satu petugas Palang Merah (ICRC) untuk Afrika.
"Meski saat ini belum ada temuan kasus kolera yang tercatat, namun kami menghimbau warga untuk tidak mendekati sumur di Derna, karena adanya kekhawatiran tentang penyakit yang menular melalui air di rumah sakit lapangan setempat,” tambah Sablouh.
Baca juga: PBB Sebut Banjir di Libya Sebenarnya Bisa Dihindari jika Koordinasi Diterapkan dengan Baik
PBB hingga WHO Kirim Bantuan
Usai korban banjir di kota Derna meningkat, Kantor urusan kemanusian PBB (OCHA) dengan sigap menerjunkan pasukan untuk membantu proses evakuasi.
Tak hanya itu OCHA juga turut menggalang dana tanggap darurat sebesar 71,4 juta dolar untuk digelontorkan kepada 250 ribu orang dengan tujuan mencegah krisis kesehatan sekunder.
Langkah serupa juga dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dengan mengirimkan 29 ton bantuan untuk 250 ribu warga Libya.
Sementara Lembaga kemanusiaan Bulan Sabit Merah dari Iran mengirimkan 40 ton bantuan yang terdiri dari tenda, selimut, karpet, peralatan kebersihan, dan paket makanan.
Diikuti pemerintah Italia yang membawa dua helikopter search and rescue (SAR) serta beberapa regu dari tim Kapal militer San Marco untuk mempercepat proses penyelamatan dan evakuasi.
Kemudian Rumania mengerahkan enam penerbangan untuk membawa 55 ton bantuan dan terakhir pemerintah Turki yang juga menerjunkan 360 personel dari korps medis, penjaga pantai, pemadam kebakaran serta membangun tiga rumah sakit darurat di wilayah Derna.