Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

27 Orang Tewas dalam Pertempuran di Nagorno-Karabakh, Rusia Minta Agresi Dihentikan

Pertikaian terjadi beberapa jam usai Azerbaijan melaporkan empat petugas polisi dan 2 warga sipil tewas dalam ledakan ranjau darat di Nagorno-Karabakh

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in 27 Orang Tewas dalam Pertempuran di Nagorno-Karabakh, Rusia Minta Agresi Dihentikan
Handout / Azerbaijani Defence Ministry / AFP
Gambar yang diambil dari rekaman selebaran yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada 19 September 2023 menunjukkan sebuah ledakan di posisi yang digunakan oleh orang-orang Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh. Azerbaijan mengatakan pada 19 September 2023 bahwa pihaknya telah melancarkan "operasi anti-teroris" di wilayah yang disengketakan, di mana musuh bebuyutan Kaukasus tersebut terlibat dalam perang singkat namun brutal pada tahun 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Pertempuran baru di Nagorno-Karabakh meletus pada Selasa (19/9/2023).

Pertikaian terjadi beberapa jam setelah Azerbaijan melaporkan empat petugas polisi dan dua warga sipil tewas dalam ledakan ranjau darat di Nagorno-Karabakh.

Menurut pihak berwenang, serangan ranjau diotaki oleh kelompok separatis, dilansir Al Jazeera.

Menanggapi kiriman ranjau darat itu, pasukan Azerbaijan menggempur wilayah pegunungan Nagorno-Karabakh dengan artileri, jet, dan drone.

Otoritas separatis mengakui bahwa benteng mereka, Stepanekert, diserang.

Lebih dari 7.000 orang dievakuasi dari 16 desa di wilayah tersebut.

Ada 27 orang, termasuk dua warga sipil, tewas dan lebih dari 200 orang terluka akibat agresi itu.

Baca juga: Bentrok Azerbaijan Vs Armenia di Nagorno-Karabakh, Peran Rusia Dipertanyakan

Gambar yang pada 19 September 2023 menunjukkan asap dari ledakan di puncak bukit di luar Stepanakert, ibu kota wilayah separatis berpenduduk Armenia di dalam perbatasan Azerbaijan.
Gambar yang pada 19 September 2023 menunjukkan asap dari ledakan di puncak bukit di luar Stepanakert, ibu kota wilayah separatis berpenduduk Armenia di dalam perbatasan Azerbaijan. (Marut VANYAN / UGC / AFP)
BERITA TERKAIT

Pejabat Azerbaijan di Ibu Kota Baku mengatakan, pertempuran akan terus berlanjut sampai kelompok separatis di Nagorno-Karabakh menyerah.

“Angkatan bersenjata ilegal Armenia harus mengibarkan bendera putih."

“Jika tidak, tindakan anti-teroris akan terus berlanjut hingga akhir," tegas Kepresidenan Azerbaijan.

Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, dikutip dari Reuters.

Sebagian wilayahnya dikuasai oleh otoritas separatis Armenia yang mengatakan bahwa wilayah tersebut adalah tanah leluhur mereka.

Kedua negara bekas Uni Soviet ini telah berperang dua kali memperebutkan wilayah pegunungan tersebut, pada tahun 1990-an dan pada tahun 2020.

Serangan terbaru ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kerusuhan dapat mengganggu stabilitas kawasan.

Baca juga: Perang Kembali Terjadi di Wilayah Nagorno-Karabakh

Gambar yang diambil dari rekaman selebaran yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada 19 September 2023 menunjukkan sebuah ledakan di posisi yang digunakan oleh orang-orang Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh. Azerbaijan mengatakan pada 19 September 2023 bahwa pihaknya telah melancarkan
Gambar yang diambil dari rekaman selebaran yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada 19 September 2023 menunjukkan sebuah ledakan di posisi yang digunakan oleh orang-orang Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh. Azerbaijan mengatakan pada 19 September 2023 bahwa pihaknya telah melancarkan "operasi anti-teroris" di wilayah yang disengketakan, di mana musuh bebuyutan Kaukasus tersebut terlibat dalam perang singkat namun brutal pada tahun 2020. (Handout / Azerbaijani Defence Ministry / AFP)

Pengunjuk Rasa Bentrok dengan Polisi di Yerevan

Dewan keamanan Armenia sebelumnya sudah memperingatkan akan terjadinya kerusuhan skala besar.

Di Ibu Kota Armenia, Yerevan, pengunjuk rasa bentrok dengan polisi.

"Lebih dari 30 orang terluka dalam bentrokan di Yerevan," kata Kementerian Kesehatan.

Demonstran menuntut Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan mengundurkan diri sebagai pertanggungjawaban situasi di Nagarno-Karabakh.

Pashinyan mengatakan Karabakh ditembaki secara intensif sebagai upaya untuk memprovokasi perang.

Ia meminta pasukan penjaga perdamaian Rusia melakukan tugasnya dan memperingatkan bahwa pasukan tak dikenal sedang membicarakan kudeta di Yerevan.

Reaksi Internasional atas Pertempuran Baru di Nagorno-Karabakh

Amerika Serikat (AS) dan Prancis meminta Azerbaijan menghentikan serangannya terhadap separatis Karabakh.

Baca juga: Azerbaijan meluncurkan operasi militer ke Nagorno-Karabakh, warga sipil dilaporkan tewas

Peta Azerbaijan dan Armenia, serta wilayah yang menjadi sengketa Nagorno-Karabakh
Peta Azerbaijan dan Armenia, serta wilayah yang menjadi sengketa Nagorno-Karabakh (via CNN.com)

- Amerika Serikat

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara melalui telepon dengan Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.

Blinken mendesak Azerbaijan untuk “segera menghentikan aksi militer di Nagorno-Karabakh”.

- Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga berbicara dengan Pashinyan, dikutip NPR.

Menteri Luar Negeri Perancis Catherine Colonna mengatakan, operasi Azerbaijan adalah ilegal, tidak dapat dibenarkan, dan tidak dapat diterima.

“Kami menganggap Azerbaijan bertanggung jawab atas nasib warga Armenia di Nagorno-Karabakh,” kata Colonna.

- PBB

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB, Antonio Guterres menyerukan segera diakhirinya pertempuran pada Rabu (20/9/2023).

“Sekretaris Jenderal dengan tegas menyerukan agar pertempuran segera diakhiri, deeskalasi, dan ketaatan yang lebih ketat terhadap gencatan senjata tahun 2020 dan prinsip-prinsip hukum kemanusiaan internasional,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric.

- Rusia

Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyerukan agar pertempuran baru ini segera dihentikan.

Moskow mengatakan misi penjaga perdamaian Rusia yang beranggotakan 2.000 orang di Nagorno-Karabakh sedang mengevakuasi warga sipil dan memberikan bantuan medis di tengah bentrokan tersebut.

“Kami mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk segera menghentikan pertumpahan darah, menghentikan permusuhan dan menghilangkan korban sipil,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Azerbaijan meluncurkan operasi militer ke Nagorno-Karabakh, warga sipil Azerbaijan dilaporkan tewas

Apa Peran Rusia?

Kekerasan terbaru di Nagorno-Karabakh terjadi ketika Rusia, yang merupakan perantara kekuasaan di wilayah tersebut, terjebak dalam perangnya di Ukraina.

Armenia telah berulang kali mengkritik pasukan penjaga perdamaian Rusia karena gagal menjaga Koridor Lachin tetap terbuka dan mengabaikan bentrokan kecil sporadis di sepanjang perbatasan.

Meskipun Armenia adalah sekutu lama Moskow, termasuk menjadi tuan rumah pangkalan militer Rusia, hubungan mereka semakin memburuk dalam setahun terakhir.

Keterlibatan Rusia dalam mengakhiri perang tahun 2020 dipandang sebagai pencapaian signifikan yang meningkatkan pengaruhnya di kawasan.

Namun harga dirinya telah terkikis secara serius selama setahun terakhir.

Penghargaan yang diperoleh bisa hilang jika tidak mengambil tindakan lebih tegas untuk membuka jalan.

Rusia tampaknya tidak bersemangat untuk terlibat dalam konflik baru ini.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas