Reaksi Internasional atas Pertempuran Baru di Nagarno-Karabakh, Prancis Sebut Serangan Ilegal
Menyusul pertempuran baru di Nagarno-Karabakh, AS dan Prancis meminta Azerbaijan menghentikan serangannya terhadap separatis Karabakh.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Konflik terbaru yang berlangsung di Nagarno-Karabakh menuai beragam reaksi internasional.
Pada Selasa (19/9/2023), sirene serangan udara dan tembakan mortir terdengar di ibu kota Karabakh, Khankendi—dikenal sebagai Stepanakert oleh rakyat Armenia.
Menyusul pertempuran baru di Nagarno-Karabakh, Amerika Serikat (AS) dan Prancis meminta Azerbaijan menghentikan serangannya terhadap separatis Karabakh.
Sebenarnya, dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan telah meningkat di sekitar Nagorno-Karabakh.
Wilayah ini merupakan daerah kantong etnis Armenia yang memisahkan diri.
Nagarno-Karabakh sendiri diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.
Berikut reaksi internasional lainnya terkait konflik Armenia vs Azerbaijan yang baru terjadi pada Selasa:
Baca juga: Bentrok Azerbaijan Vs Armenia di Nagorno-Karabakh, Peran Rusia Dipertanyakan
- Amerika Serikat
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara melalui telepon dengan Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.
Blinken mendesak Azerbaijan untuk “segera menghentikan aksi militer di Nagorno-Karabakh”.
- Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga berbicara dengan Pashinyan, dikutip NPR.
Menteri Luar Negeri Perancis Catherine Colonna mengatakan kepada wartawan, operasi Azerbaijan “ilegal, tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat diterima”.
“Saya ingin menekankan bahwa kami menganggap Azerbaijan bertanggung jawab atas nasib warga Armenia di Nagorno-Karabakh,” kata Colonna.