Presiden Korea Selatan Peringatkan Rusia soal Kerja Sama Persenjataan dengan Korea Utara
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York pada Rabu (20/9/2023).
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
Kedua negara berada dalam perselisihan besar dengan Barat, dan keduanya berada di bawah sanksi internasional.
Kerja sama Rusia dan Korea Utara ini membuat Korea Selatan gelisah.
Pasalnya, transfer teknologi senjata canggih Rusia akan membantu Korea Utara memperoleh satelit mata-mata yang berfungsi, yaitu kapal selam bertenaga nuklir dan rudal yang lebih kuat.
Selama bertahun-tahun, Korea Utara telah meningkatkan persenjataan nuklir.
Tentunya hal tersebut meningkatkan ketagangan.
Ketika menghadapi konflik, Korea Utara mengacam akan menggunakan senjata nuklir.
Pada tahun lalu Korea Utara juga telah melalukan uji coba rudal.
Menurut Yoon, program nuklir dan rudal ini sangat mengancam perdamaian Republik Korea.
“Program nuklir dan rudal Republik Rakyat Demokratik Korea tidak hanya menimbulkan ancaman langsung dan nyata terhadap perdamaian Republik Korea, namun juga merupakan tantangan serius terhadap perdamaian di kawasan Indo-Pasifik dan di seluruh dunia,” kata Yoon.
Sementara Korea Selatan telah menyatakan akan mendukung Ukraina dalam perang ini.
Pada KTT G20 di India awal bulan ini, Yoon mengatakan Seoul akan menyumbang 300 juta dollar atau sekitar Rp 4,6 T ke Ukraina tahun depan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.