Neuralink Milik Elon Musk akan Memulai Uji Coba Tanam Chip pada Otak Manusia
Startup chip otak milik Elon Musk, Neuralink mengatakan pihaknya akan memulai uji coba chip otaknya yang pertama pada manusia.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Startup chip otak milik Elon Musk, Neuralink mengatakan pihaknya akan memulai uji coba chip otaknya yang pertama pada manusia.
Dewan peninjau independen juga telah menyetujui Neuralink merekrut pasien untuk menguji implan otak dalam penilitian enam tahun.
Dikutip dari Reuters, uji klinis implan otak mungkin melibatkan pasien yang mengalami kelumpuhan akibat cedera tulang belakang leher atau sklerosis lateral amiotrofik yang memenuhi syarat untuk penelitian ini.
Dalam penelitian ini, akan diuji keamanan dan kemanjuran dalam membantu orang mengendalikan kursor komputer atau keyboard di pikiran mereka.
Penelitian ini akan menggunakan robot untuk memasang implan antarmuka otak-komputer (BCI) di wilayah otak yang mengontrol niat untuk bergerak.
Mengutip dari IndiaToday, waktu yang dibutuhkan agar penelitian ini selesai sekitar enam tahun.
Baca juga: Bertemu PM Modi, Elon Musk Bakal Bangun Pusat Perakitan Baterai Listrik di India
Para peneliti juga belum mengungkapkan jumlah orang yang akan dilibatkan dalam peneliatian ini.
Perusahaan berharap mendapat persetujuan untuk menanamkan perangkatnya pada 10 pasien.
Namun Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memutuskan untuk mengurangi jumlah pasien yang diusulkan.
Hal tersebut dilakukan sebagai respons terhadap masalah keamanan yang diajukan oleh FDA.
Sementara itu, Elon Musk memiliki harapan besar kepada Neuralink.
Oleh karena itu, ia akan memfasilitasi perangkat chipnya.
Tujuannya untuk mengobati kondisi seperti obesitas, autisme, depresi, dan skizofrenia.
Sebelumnya, Neuralink telah mendapat persetujuan dari FDA pada bulan Mei.
Namun Neuralink saat itu sudah berada di bawah pengawasan federal atas penangaanan pengujian pada hewan.
Bahkan, apabila perangkat BCI terbukti aman digunakan untuk manusia, perusahaan masih memerlukan waktu lebih dari satu tahun untuk emndapatkan persetujuan dalam penjualan secara komersial.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)