Kapal Rusia Masih Lancarkan Serangan setelah Komandannya Diduga Tewas
Kapal Rusia masih melancarkan serangan ke Ukraina menyusul klaim dari Kyviv, komandan Armada Laut Hitam Moskow tewas terbunuh pada hari Jumat lalu.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kapal Rusia masih melancarkan serangan ke Ukraina menyusul klaim dari Kyiv, bahwa komandan Armada Laut Hitam Moskow tewas terbunuh pada hari Jumat (22/9/2023).
Juru bicara Angkatan Laut Ukraina, Dmytro Pletenchuk mengatakan, aksi Rusia yang masih melancarkan serangan dari Laut Hitam bagaikan ayam yang berlari tanpa kepala.
Menurutnya, Angkatan Laut Rusia saat ini sedang kehilangan orang yang mengelola semuanya.
“Saat ini, mereka (Angkatan Laut Rusia) kehilangan orang yang sebenarnya mengelola semua ini, dan stafnya, yang mengelola armada bersama dengannya," katanya, dikutip dari CNN.
Sehingga membutuhkan pengelompokan yang besar untuk menjalankan semua proses penyerangan.
"Ini adalah pengelompokan besar yang memerlukan sejumlah besar manajer untuk menjalankan semua proses agar (armada) berfungsi sebagai satu mekanisme,"
Baca juga: Serangan Rusia di Kherson, 6 Warga Sipil Ukraina Tewas dan 11 Lainnya Terluka
"Bayangkan bagian inti dari mekanisme ini tidak bisa dioperasikan," tambahnya.
Pletenchuk mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mengontrol pengoperasian kapal di laut.
Sehingga semuanya bergantung pada komandannya dan menjadi kendala masing-masing.
“Oleh karena itu, hingga saat ini mereka akan menghadapi kendala masing-masing dalam penguasaan pasukan,” jelasnya.
Sebelumnya, Pasukan Operasi Khusus Ukraina mengklaim Laksamana Rusia Viktor Sokolov, serta 33 perwira lainnya, tewas dalam serangan terhadap markas besar Laut Hitam di Sevastopol pada hari Jumat.
Gumpalan asap hitam terlihat mengepul dari gedung yang diserang di pusat Sevastopol, kota terbesar di Krimea, dikutip dari Wion News.
Ini merupakan serangan yang paling berani yang dilakukan oleh pasukan Ukraina di Krimea.
Akibat serangan tersebut, lebih dari 100 prajurit Rusia lainnya terluka.