Pengacara Terkemuka di Thailand Dijatuhi Hukuman 4 Tahun Penjara usai Serukan Reformasi Monarki
Seorang aktivis dan pengacara terkenal di Thailand, Arnon Nampa (39), dijatuhi hukuman empat tahun penjara karena penghinaan terhadap lese majeste.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Endra Kurniawan
Selama protes yang dipimpin mahasiswa terhadap pemerintah yang saat itu didukung militer, Arnon Nampa melanggar tabu yang ketat dengan menuntut agar monarki menjadi bagian dari seruan reformasi yang lebih luas.
Tentunya hal tersebut merupakan suatu yang sangat berisiko.
Banyak orang yang mencemarkan nama baik keluarga kerajaan.
Mereka mencemarkan nama baik keluarga kerjaan melalui postingan media sosial.
Hal tersebut mengakibatkan mereka dipenjara selama 30 atau 40 tahun.
Untuk membela diri dari tuduhan lese-majeste tidaklah mudah.
Terutama persidangan dilakukan secara tertutup.
Seruan Arnon menyentuh hati banyak anak muda Thailand.
Baca juga: Tesla, Google dan Microsoft Siap Inves di Thailand Senilai 5 Miliar Dolar AS
Namun, monarki Thailand adalah salah satu monarki terkaya di dunia, dan dalam praktiknya dapat menjalankan kekuasaan yang besar.
Seminggu setelah usulan Arnon yang melanggar tabu, mahasiswa di Thammasat, salah satu universitas ternama, mengeluarkan manifesto yang menyerukan perubahan besar-besaran pada monarki.
Lima bulan berikutnya terjadi serangkaian demonstrasi yang semakin berani di ibu kota Bangkok dan kota-kota lain di mana monarki menjadi pusat perhatian.
Perubahan nyata tidak mungkin terjadi, kata mereka, kecuali monarki juga dibahas.
Atas permintaan Raja, penggunaan undang-undang lese-mejeste telah ditangguhkan selama 2 tahun.
Pada bulan Desember 2020, undang-undang lese-majeste sekali lagi digunakan terhadap para pemimpin protes, khususnya Arnon Nampa, yang telah didakwa sebanyak 14 kali.
Dia juga menghadapi berbagai dakwaan berdasarkan undang-undang keamanan nasional lainnya seperti Penghasutan dan Undang-Undang Kejahatan Komputer, dan telah menghabiskan beberapa bulan di penjara.
Para pemimpin protes dari gerakan tahun 2020 seperti Arnon Nampan akan terikat untuk membela diri terhadap berbagai tuduhan kriminal selama bertahun-tahun ke depan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)