Belanda: Danai Ukraina Jadi Cara Termurah Cegah Rusia Invasi NATO
Menteri Pertahanan Belanda, Ollongren, mengatakan mendanai perang Ukraina menjadi cara termurah untuk mencegah rezim Putin di Rusia menginvasi NATO.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Menteri Pertahanan Belanda itu juga menegaskan, jika bantuan militer AS untuk Ukraina menurun, maka itu akan sangat mempengaruhi perang.
Forum Keamanan Warsawa (WSF) adalah konferensi keamanan terkemuka di Eropa untuk menghadapi tantangan dan tekanan pada keamanan Eropa Tengah dan Timur.
Forum ini diselenggarakan sejak tahun 2014 dan kini memiliki sekitar 400 peserta dari lebih dari 40 negara anggota NATO dan UE.
NATO Krisis Stok Senjata
Baca juga: Mantan Jurnalis TV Rusia Marina Ovsyannikova Dijatuhi Hukuman 8,5 Tahun Penjara
Sebelumnya, Ketua Komite NATO, Laksamana Rob Bauer mengatakan negara-negara Barat kehabisan amunisi dan senjata untuk mendukung Ukraina.
Ia mengatakan Ukraina menembakkan ribuan peluru setiap hari, yang sebagian besar berasal dari NATO.
"Kami memberikan sistem senjata dan amunisi kepada Ukraina dan itu bagus, tapi kami tidak mengirimnya dari gudang yang penuh. Kami mengirimnya dari gudang yang setengah penuh atau kurang. Sekarang stok itu sudah habis," katanya di Forum Keamanan Warsawa, Rabu (4/10/2023), dikutip dari BBC Internasional.
Meski sudah kehabisan stok, ia optimis NATO masih bisa mendukung Ukraina dengan meningkatkan produksi senjata.
Baca juga: Zelensky Hadiri KTT EPC di Spanyol, Minta Dukungan soal Situasi di Laut Hitam
Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, James Hippie, mendesak negara-negara NATO untuk menganggarkan 2 persen dari kekayaan nasional untuk pertahanan.
Ia juga mendorong agar bantuan untuk Ukraina tetap berlanjut.
"Meski ada masalah dengan persediaan, bantuan kepada Ukraina harus terus berlanjut hari ini, besok, lusa dan seterusnya hari demi hari, dan untuk ini negara-negara Barat harus meningkatkan produksi amunisi," katanya.
“Kita harus menjaga Ukraina tetap berjuang malam ini dan besok, lusa, dan lusa. Jika kita berhenti, Putin tidak akan itu berhenti,” lanjutnya, dikutip dari Ukrainska Pravda.
Menurutnya, 2 persen itu adalah batas minimum yang perlu digunakan untuk pertahanan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)