Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa itu Burevestnik? Rudal Jelajah Berkemampuan Nuklir Rusia yang Bikin Barat Ketar-ketir

Burevestnik, yang diberi nama kode 'SSC-X-9 Skyfall' oleh NATO, adalah rudal jelajah bertenaga nuklir. Putin menyebut Rusia sukses menguji coba rudal

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Apa itu Burevestnik? Rudal Jelajah Berkemampuan Nuklir Rusia yang Bikin Barat Ketar-ketir
HandOut/IST
ILUSTRASI - Uji coba rudal jelajah berkemampuan nuklir yang bisa menjangkau area sangat jauh. Secara terbuka, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut sukses menguji coba rudal jelajah terbaru bernama Burevestnik. 

Apa itu Burevestnik? Rudal Jelajah Berkemampuan Nuklir Rusia yang Bikin Barat Ketar-ketir

TRIBUNNEWS.COM - Secara diam-diam, Rusia telah melakukan uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir jarak jauh terbarunya.

Disebut diam-diam, karena Moskow cenderung tertutup terkait rudal jelajah terbaru ini.

Pengumuman kalau pengujian rudal jelajah terbaru Rusia itu sudah terlaksana dan hampir sukses jadi produk terbaru, juga baru diketahui dari pidato Presiden Rusia Vladimir Putin saat tampil di konferensi Valdai, di Sochi, Rusia, Jumat (6/10/2023).

Baca juga: NATO Semaput, Inggris Ngos-ngosan, AS Kehabisan Uang, Ukraina Terancam Sendirian Lawan Rusia

Secara terbuka, Putin menyebut rudal jelajah terbaru Rusia itu bernama Burevestnik.

“Kami sekarang hampir menyelesaikan pekerjaan pada jenis persenjataan strategis modern yang telah saya bicarakan dan saya umumkan beberapa tahun yang lalu. Uji coba terakhir yang berhasil telah dilakukan terhadap Burevestnik—rudal jelajah bertenaga nuklir dengan jangkauan global,” kata Rusia. kata pemimpin itu, berbicara kepada hadirin.

Barat Ketar-ketir

Pengakuan Putin ini muncul hanya beberapa hari setelah Kremlin membantah laporan media Barat bahwa Rusia telah melakukan (atau hampir melakukan) uji coba rudal berkemampuan nuklir di Arktik.

BERITA REKOMENDASI

Moskow memang cenderung tertutup terkait aktivitas nuklirnya, terlebih pada periode perang Rusia di Ukraina.

Barat, melalui sejumlah pemberitaan medianya, sangat mengantisipasi manuver Rusia dalam pengembangan rudal jelajah Burevestnik ini.

"Citra satelit dan analisis data penerbangan menunjukkan pergerakan di sekitar pangkalan Rusia di Arktik yang “konsisten dengan persiapan” yang dilakukan pada tahun 2017 dan 2018 untuk pengujian rudal jelajah 9M730 Burevestnik," The New York Times melaporkan pada Senin kemarin.

Dilaporkan, pesawat pengintai AS juga telah terbang di sekitar lokasi uji coba dalam beberapa minggu terakhir.

Moskow secara lekas sempat membantah klaim media-media Barat ini, meski akhirnya diungkap sendiri oleh pengumuman Putin.

uji coba peluncuran rudal jelajah antarbenua dengan kemampuan membawa hulu ledak nuklir
ILUSTRASI uji coba peluncuran rudal jelajah antarbenua dengan kemampuan membawa hulu ledak nuklir.

Bagian dari Seri 'Perangkat Kiamat'

Burevestnik, yang diberi nama kode 'SSC-X-9 Skyfall' oleh NATO, adalah rudal jelajah bertenaga nuklir.

Pengembangan senjata ini diresmikan oleh Vladimir Putin pada Maret 2018 bersama sejumlah senjata generasi berikutnya.

Burevestnik termasuk seri 'Perangkat Kiamat', persenjataan termutakhir yang dikembangkan Rusia.

Satu di antara seri ini adalah Poseidon, sebuah torpedo berujung nuklir bertenaga nuklir.

Pengembangan Burevestnik diperkirakan telah dimulai pada tahun 2011 dan pengujiannya kemungkinan besar dimulai pada tahun 2016.

"Sebelum tahun 2019, Rusia telah menguji Burevestnik sebanyak 13 kali “dengan dua keberhasilan parsial,” menurut Inisiatif Ancaman Nuklir (NTI) nirlaba yang berbasis di AS.

Keberhasilan parsial yang dimaksud adalah pada satu aspek rudal ini sudah memenuhi persyaratan untuk meluncur tapi di aspek lain masih berkendala, semisal soal penguncian target.

Pada Februari 2019, media pemerintah Rusia melaporkan bahwa pihak berwenang telah menyelesaikan "uji coba tahap besar" untuk Burevestnik.

“Dari segi konsep dan desain, rudal jelajah ini terlihat seperti diambil langsung dari pedoman era Perang Dingin dan agak mirip dengan konsep senjata Proyek Pluto milik Angkatan Udara AS,” menurut laporan tahun 2021 dari Pusat Keunggulan Keamanan Energi NATO (ENSECCOE) .

Spesifikasi Burevestnik
Spesifikasi Burevestnik (airspace)

Spesifikasi Burevestnik 

Laporan ENSECCOE tersebut mencatat bahwa meski hanya sedikit yang terungkap mengenai senjata itu, berdasarkan pernyataan militer Rusia, rudal tersebut “kemungkinan memiliki panjang sekitar 12 meter dan diameter hingga 1,5 meter.”

Rudal ini dikatakan memiliki “jangkauan yang hampir tidak terbatas” dan tidak dapat dicegat oleh sistem pertahanan udara mana pun yang ada, menurut kantor berita Tass yang didukung Kremlin.

Pada awal tahun 2021, Pusat Intelijen Udara dan Luar Angkasa Nasional Angkatan Udara A.S. mengklasifikasikan rudal tersebut sebagai rudal jelajah berstatus 'upgrade', berkemampuan nuklir, dan diluncurkan di darat, tetapi dengan jangkauan yang belum ditentukan.

NTI mengatakan pada tahun 2019 bahwa rudal tersebut memiliki jangkauan sekitar 14.000 mil, dan merupakan “senjata serangan kedua dengan jarak strategis yang belum pernah digunakan oleh negara lain.”

"Ada “beberapa spekulasi terbatas” bahwa rudal tersebut juga dapat ditembakkan dari jet MiG-31 BM Rusia," menurut NTI.

Varian dari pesawat supersonik MiG-31 yang meluncurkan rudal Kinzhal, atau "Dagger" Rusia, yang juga diumumkan oleh Putin pada tahun 2018, telah dikerahkan secara luas di Ukraina.

"Burevestnik diperkirakan bertenaga bahan bakar padat, dengan motor yang mulai menggerakkan rudal selama penerbangan dan memanaskan udara di sekitar reaktor nuklir hingga 1600°C untuk menggerakkan rudal," menurut laporan media Rusia.

Laporan ENSECCOE juga berspekulasi bahwa rudal tersebut memiliki reaktor nuklir kecil, yang membawanya ke sasarannya.

Meski begitu tidak jelas apakah rudal tersebut menggunakan ramjet nuklir atau mesin turbo nuklir.

“Terlepas dari apa mesinnya, Burevestnik diperkirakan dapat terbang dengan kecepatan subsonik, mempertahankan ketinggian 50-100 meter [165 kaki hingga 350 kaki] di sebagian besar penerbangannya dan menempuh jarak sejauh 20.000 km,” laporan ENSECCOE menyimpulkan.

(oln/NW/TNYT/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas