Dapat 'Angin', Putin Sesumbar Ukraina 'KO' Dalam Seminggu
Bahkan Putin sesumbar jika dalam sepekan tak ada pasokan senjata dari NATO serta bantuan finansial dari Barat, maka Ukraina bakal KO
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Rusia Vladimir Putin percaya diri bakalan memenangkan peperangan dengan Ukraina.
Pasalnya, kini bantuan senjata dari negara-negara Barat sudah mulai tersendat-sendat.
Bahkan Putin sesumbar jika dalam sepekan tak ada pasokan senjata dari NATO serta bantuan finansial dari Barat, maka Ukraina bakal 'KO'.
Baca juga: Rusia Sukses Uji Coba Rudal Jelajah Bertenaga Nuklir, Dilanjut Proyek Rudal Antarbenua
Saat ini Kremlin memang sedang dapat 'angin'. Amerika Serikat sebagai pendukung utama Ukraina memang sedang mengalami dilema di mana poltik di AS sedang bergejolak. Kongres menghentikan bantuan sementara karena dananya akan dipakai untuk menggaji para 'PNS' AS.
Bahkan baru-baru ini Ketua DPR AS, Kevin McCarthy dilengserkan kongres, salah satunya karena membiarkan pemerintah terlalu fokus pada Ukraina tapi tak memperhatikan para pegawai negerinya.
Presiden AS Joe Biden pekan ini mengakui bahwa ia “khawatir” dukungan AS terhadap Ukraina mungkin akan tergelincir.
Berbicara pada hari Kamis di pertemuan Klub Diskusi Valdai, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Moskow, di resor Sochi di Laut Hitam, Putin mengatakan bahwa Ukraina mendapat dukungan “berkat sumbangan miliaran dolar yang datang setiap bulannya”.
“Jika salah satu dari mereka berhenti, semuanya akan mati dalam seminggu,” kata Putin dikutip dari Aljazeera.
“Hal yang sama berlaku untuk sistem pertahanan. Bayangkan saja bantuan itu berhenti besok. Ia hanya akan hidup selama seminggu ketika mereka kehabisan amunisi,” katanya.
Putin juga mengklaim bahwa Ukraina telah kehilangan lebih dari 90.000 tentara sejak serangan balasan Kyiv terhadap pasukan Rusia dimulai pada bulan Juni.
Baca juga: Duit Barat Kian Tipis ke Ukraina, Rusia Malah Kebut Produksi Jet Tempur Su-34
“Dapatkah Eropa mengisi kesenjangan yang ditinggalkan Amerika? Tentu saja Eropa tidak bisa menggantikan AS,” kata Borrell.
Uni Eropa dan Amerika Serikat – yang keduanya merupakan anggota NATO – berperan penting dalam perjuangan Ukraina melawan Rusia. UE dan negara-negara anggotanya telah menjanjikan lebih dari $100 miliar dukungan multi-tahun kepada Ukraina, termasuk pembiayaan pengiriman senjata. Washington telah memberikan bantuan militer sebesar $43 miliar, sementara Kongres telah menyetujui $113 miliar, termasuk bantuan kemanusiaan.
Namun pendanaan baru AS untuk Ukraina telah ditunda sebagai bagian dari kesepakatan akhir pekan dengan oposisi Partai Republik untuk mencegah penutupan pemerintah AS.
Pencopotan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy yang dilakukan oleh Partai Republik garis keras minggu ini telah menambah ketidakpastian seputar bantuan untuk Ukraina. Beberapa kelompok garis keras menginginkan bantuan AS ke Ukraina dihentikan.