Dapat 'Angin', Putin Sesumbar Ukraina 'KO' Dalam Seminggu
Bahkan Putin sesumbar jika dalam sepekan tak ada pasokan senjata dari NATO serta bantuan finansial dari Barat, maka Ukraina bakal KO
Editor: Hendra Gunawan
Jim Dubik, peneliti senior di lembaga pemikir Institute for the Study of War (ISW) yang berbasis di Washington, DC, mengatakan bahwa Putin mengandalkan NATO dan AS untuk mengurangi dukungan mereka terhadap Ukraina, dan peristiwa baru-baru ini di Kongres AS. bermain di tangan Putin.
“Dengan memotong bantuan ke Ukraina, Kongres secara langsung mendukung keinginan Putin untuk memecah aliansi… Tindakan Kongres baru-baru ini tidak menunjukkan kepemimpinan strategis yang diharapkan dunia dari Amerika Serikat,” kata Dubik dalam komentar yang diposting di media sosial.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, saat berbicara pada pertemuan para pemimpin Eropa di Spanyol pada hari Kamis, menyatakan keprihatinannya mengenai “badai politik” yang terjadi di Washington namun ia yakin ia masih mendapat dukungan bipartisan AS.
Para pemimpin di KTT EPC mengatakan Putin memperhitungkan bahwa negara-negara Barat akan lelah dengan dukungan jangka panjang terhadap Ukraina, sehingga memberinya jalan menuju kemenangan.
“Saya pikir Rusia ingin kita lelah,” kata Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, sambil menambahkan: “Kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa kita tidak lelah. Kami harus membantu Ukraina selama diperlukan.”.
Presiden Prancis Emmanuel Macron memperkuat pesan tersebut dalam pertemuan dengan Zelenskyy, dan menjanjikan dukungan “tak kenal lelah” untuk Ukraina.
Namun di dalam Uni Eropa terdapat perpecahan.
Slovakia mengumumkan pihaknya telah membekukan keputusan mengenai bantuan militer ke negara tetangganya, Ukraina, setelah pemilihan parlemen pada hari Minggu yang dimenangkan oleh partai SMER-SSD yang dipimpin mantan Perdana Menteri Robert Fico, yang berkampanye dengan janji untuk mengakhiri dukungan militer untuk Ukraina dan sanksi terhadap Rusia.