Perang Hamas dan Israel, Harga Minyak Mentah Melonjak, Mata Uang Shekel Jeblok ke Titik Terendah
Mata uang Israel, Shekel dilaporkan anjlok ke titik terendah dalam delapan tahun terakhir. Harga minyak mentah melonjak
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Perang Hamas dan Israel, Harga Minyak Mentah Melonjak, Mata Uang Shekel Jeblok ke Titik Terendah
TRIBUNNEWS.COM - Perang antara Hamas dan Israel dilaporkan menyebabkan harga minyak global melonjak pada Senin (9/10/2023).
Patokan global minyak mentah berjangka Brent, menunjukkan harga minyak mentah dunia naik hampir 5 persen pada Senin pagi.
Lojakan harga akhirnya stabil di harga 87,20 dolar AS per barel.
Baca juga: Ukraina: Rusia Pakai Taktik False Flag, Senjata Rebutan Bantuan Barat ke Kiev Diberi ke Hamas
Angka ini tercatat naik lebih dari 3,1 persen per harga patokan pada Jumat pekan lalu sebelum perang Hamas dan Israel pecah pada Sabtu (8/10/2023).
Adapun patokan minyak berjangka West Texas Intermediate dalam negeri AS naik melewati harga 86 dolar AS per barel, sebelum menetap di 85,7 dolar AS per barel, naik lebih dari 3,5 persen sejak hari Jumat.
Para analis yang dikutip Forbes dari beberapa media, mencatat kalau lonjakan harga yang tajam kemungkinan merupakan respons “spontan” terhadap konflik tersebut.
Diperkirakan dampak keseluruhan naiknya harga minyak dunia akan memiliki efek kecil terhadap pasokan selama konflik Hamas dan Israel tidak meningkat.
Patrick De Haan dari Gas Buddy mencatat kalau laporan keterlibatan Iran berpotensi meningkatkan pertaruhan dan menyebabkan “dampak yang lebih signifikan terhadap harga minyak.
Namun dia meyakini kalau ada lebih banyak ruang bagi harga minyak dunia untuk terus turun.
Shakel ke Titik Terendah dalam Delapan Tahun Terakhir
Mata uang Israel, Shekel dilaporkan melemah sebesar 3 persen terhadap dolar AS dan diperdagangkan lebih dari 3,96, menandai level terlemahnya mata uang tersebut dalam delapan tahun terakhir, Senin (9/10/2023).
Mata uang tersebut anjlok di tengah meningkatnya konflik bersenjata antara pasukan keamanan Israel dan kelompok pejuang Hamas Palestina di Gaza.
Indeks saham acuan TA-35 Israel juga turun pada hari Senin, turun 0,3 persen dan melanjutkan penurunan 6,5% dari hari Minggu.
Pasar saham di Timur Tengah juga melemah karena kekhawatiran akan meluasnya konflik.