Siapa Hamas dan Apa yang Terjadi di Israel dan Jalur Gaza? Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui
Konflik kembali meletus di Jalur Gaza dan Israel. Kelompok militan Hamas, melancarkan serangan ke Israel. Ini 7 hal yang perlu diketahui.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok militan Palestina, Hamas, melancarkan serangan terhadap Israel, Sabtu (7/10/2023).
Para pejuang Hamas memasuki pemukiman di dekat Jalur Gaza, membunuh dan menyandera penduduk.
Mengutip BBC.com, ini yang perlu diketahui seputar konflik antara Israel dan Hamas Palestina.
1. Siapa Hamas?
Hamas adalah kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza.
Hamas bertekad menghancurkan Israel dan telah berperang beberapa kali dengan Israel sejak mereka mengambil alih kekuasaan di Gaza pada tahun 2007.
Baca juga: Konflik Hamas dan Israel Memanas, PBNU: Israel Harus Akui Kedaulatan Palestina
Hamas telah menembakkan atau membiarkan kelompok lain menembakkan ribuan roket ke Israel, dan melakukan serangan mematikan lainnya.
Di sisi lain, Israel juga telah berulang kali menyerang Hamas dengan serangan udara.
Bersama dengan Mesir, Israel telah memblokade Jalur Gaza sejak tahun 2007 dengan tujuan keamanan.
Secara keseluruhan atau dalam beberapa kasus sayap militernya, Hamas dianggap sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris, serta negara-negara lain.
Hamas didukung oleh Iran, yang mendanai dan menyediakan senjata serta pelatihan untuk kelompok tersebut.
2. Apa Itu Jalur Gaza?
Jalur Gaza adalah wilayah dengan panjang 41 km dan lebar 10 km yang terletak di antara Israel, Mesir, dan Laut Mediterania.
Jalur Gaza dihuni oleh sekitar 2,3 juta orang.
Israel mengontrol wilayah udara di Gaza dan garis pantainya serta membatasi siapa dan barang apa saja yang boleh masuk dan keluar melalui penyeberangan perbatasannya.
Mesir juga mengontrol siapa yang masuk dan keluar melalui perbatasannya dengan Gaza.
Baca juga: Gerindra Soroti Memanasnya Israel-Palestina, Muzani: Kita Makin Yakin Perlunya Pemimpin yang Kuat
Menurut PBB, sekitar 80 persen penduduk Gaza bergantung pada bantuan internasional, dan sekitar satu juta orang bergantung pada bantuan makanan setiap hari.
3. Apa Peran Palestina dalam Konflik Ini?
Tepi Barat dan Gaza (yang dikenal sebagai wilayah Palestina), serta Yerusalem Timur dan Israel, semuanya merupakan bagian dari tanah yang dikenal sebagai wilayah Palestina sejak zaman Romawi.
Wilayah ini juga merupakan tanah kerajaan Yahudi di dalam Alkitab, dan dipandang oleh orang Yahudi sebagai tanah air kuno mereka.
Israel dinyatakan sebagai sebuah negara pada tahun 1948, meskipun tanah yang mereka tempati masih disebut sebagai tanah Palestina oleh pihak-pihak yang tidak mengakui hak keberadaan Israel.
Warga Palestina juga menggunakan nama Palestina sebagai istilah umum untuk Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur.
4. Apa Pemicu Konflik Israel dan Hamas Kali Ini?
Ketegangan sebenarnya terus terjadi antara Israel dan Hamas.
Namun serangan militan pada hari Sabtu (7/10/2023) terjadi tanpa peringatan.
Hamas menembakkan ribuan roket ke Israel sementara puluhan pejuangnya menerobos perbatasan dan menyerbu pemukiman Israel, menewaskan puluhan warga sipil dan menawan warga lainnya.
Baca juga: Hamas Bantah Keterlibatan Iran dalam Serangan ke Israel: Ini Kejutan bagi Semua Orang
Israel segera membalas dengan melancarkan serangan udara, dengan mengatakan pihaknya menargetkan situs-situs militan di Gaza.
5. Seberapa Mengagetkannya Serangan Ini?
Editor Internasional BBC, Jeremy Bowen, menyebut serangan ini merupakan operasi paling ambisius yang pernah dilancarkan Hamas dari Gaza sekaligus serangan lintas batas paling serius yang pernah dihadapi Israel selama lebih dari satu generasi.
Militan Hamas menerobos kawat yang memisahkan Gaza dari Israel di banyak tempat.
Serangan ini terjadi sehari setelah peringatan 50 tahun serangan mendadak Mesir dan Suriah pada tahun 1973 yang memicu perang besar di Timur Tengah.
Pentingnya tanggal tersebut tidak akan hilang dari kepemimpinan Hamas.
6. Apakah Ini Tanda Gagalnya Intelijen Israel?
Menurut koresponden keamanan BBC, Frank Gardner, jawabannya adalah "ya."
Dengan upaya gabungan dari Shin Bet, intelijen dalam negeri Israel, Mossad, agen mata-mata eksternal dan semua aset Angkatan Pertahanan Israel, Gardner mengatakan sungguh mengejutkan bahwa tidak ada seorang pun yang melihat serangan ini bisa terjadi atau bagaimana mereka gagal mengambil tindakan jika memang mempunyai rencana.
Israel bisa dibilang memiliki badan intelijen yang paling luas dan memiliki dana besar di Timur Tengah.
Baca juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Terdampak Rudal Israel Menewaskan Abu Romzi Staf Lokal Warga Palestina
Israel memiliki informan dan agen di dalam kelompok militan Palestina, serta di Lebanon, Suriah, dan tempat lain.
Di darat, di sepanjang pagar berduri antara Gaza dan Israel, terdapat kamera, sensor gerak tanah, dan tentara yang berpatroli rutin.
Namun para militan Hamas melibas jalan tersebut, melubangi kawat atau memasuki Israel dari laut dan dengan paralayang.
7. Apa yang Mungkin Terjadi Selanjutnya?
Komandan militan Hamas Mohammed Deif telah meminta warga Palestina dan negara-negara Arab lainnya untuk bergabung dalam operasi militan untuk menyapu bersih pendudukan Israel.
Pertanyaan besarnya saat ini adalah apakah warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki atau di tempat lain di wilayah tersebut akan mengindahkan seruan tersebut, menurut koresponden BBC di Yerusalem, Yolande Knell.
Potensi perang dapat terjadi di berbagai bidang.
Skenario terburuknya adalah hal ini dapat menarik kelompok militan Lebanon yang kuat, Hizbullah.
Mengutip cfr.org, Hizbullah menyebut diri mereka sebagai gerakan perlawanan Syiah.
Hizbullah mengabadikan ideologinya dalam manifesto tahun 1985 dengan berjanji untuk mengusir negara-negara Barat dari Lebanon, menyerukan penghancuran negara Israel, dan berjanji setia kepada pemimpin tertinggi Iran.
Pada Minggu (8/10/2023) pagi, Hizbullah meluncurkan sejumlah rudal dan peluru ke Israel utara, tanpa menimbulkan korban jiwa.
Militer Israel telah memerintahkan penguatan pasukan secara besar-besaran.
Selain serangan udara yang intens di Gaza, mereka juga mengindikasikan bahwa mereka merencanakan operasi darat di sana.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)