Kecanduan Vape sejak Usia 9 Tahun, Gadis asal Irlandia Alami Kerusakan Paru-paru
Seorang gadis berusia 12 tahun asal Belfast, Irlandia menderita penyakit paru-paru karena kecanduan vape.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Seorang gadis berusia 12 tahun asal Belfast, Irlandia menderita penyakit paru-paru karena kecanduan vape.
Sarah Griffin, penderita asma, mulai menghisap rokok elektrik ketika dia baru berusia sembilan tahun dan sejak saat itu ia ketagihan, dikutip dari Daily Mail.
Sarah dilarikan di rumah sakit pada bulan September karena infeksi yang membuatnya kesulitan bernapas.
Sesampainya di rumah sakit, dokter segera memeriksa kondisi paru-parunya dengan melakukan rontgen.
Setelah hasil rontgen menunjukkan hanya satu paru-paru Sarah yang berfungsi dengan baik, dokter segera membawanya ke ruang perawatan insentif.
Hal tersebut diduga disebabkan karena kecanduan vape.
Baca juga: 9 dari 10 Orang Gunakan Vape Sebelum Usia 18 Tahun, WHO Turun Tangan
Setelah beberapa jam berada dalam perawatan insentif, Sarah sempat mengalami koma.
Sang ibu, Mary sangat khawatir dengan kondisi putrinya.
Ia khawatir juga Sarah akan meninggalkannya.
"Sama sekali tidak ada kata-kata untuk menggambarkan kapan Anda berpikir anak Anda akan mati,' kata Marry, dikutip dari BBC.
Setelah empat hari, Sarah berangsur-angsur membaik dan kini telah pulih.
Namun, ia mengalami kerusakan permanen pada paru-parunya.
Selama proses pemulihan, Sarah melakukan latihan paru-paru.
“Dia melakukan latihan paru-paru dan hal-hal lain yang Anda tahu, Anda harapkan dilakukan oleh orang berusia 80 tahun, bukan seseorang yang berusia 12 tahun,” kata ibunya.
Sebelumnya, Sarah telah melakukan vaping sejak usia 9 tahun.
Ibunya, Mary, mencoba menghentikannya.
Baca juga: Lebih dari 3,5 Juta Warga Australia Berusia 14 Tahun ke Atas Merokok, Baik Tembakau atau Vape
Sang ibu juga mencoba menggeledahnya ketika ia pulang sekolah, menyita teleponnya, tetapi tidak berhasil.
Pada musim panas, Sarah menghabiskan 4.000 isapan vape (vape regulasi berisi 600 isapan) hanya dalam beberapa hari.
Itu adalah hal pertama yang dia lakukan di pagi hari dan hal terakhir yang dia lakukan di malam hari.
Di tengah meningkatnya epidemi vaping pada anak-anak di Inggris, Sarah memperingatkan generasi muda lainnya tentang bahaya penggunaan rokok elektrik tersebut.
"Jangan mulai melakukannya, karena begitu kamu mulai melakukannya, kamu tidak akan berhenti melakukannya," kata Sarah.
"Kamu hanya berhenti ketika pada dasarnya kamu harus melakukannya, ketika itu adalah situasi hidup atau mati," tutupnya.
Ibunya, Mary, mendesak orang tua lainnya untuk mewaspadai betapa berbahayanya vaping.
“Orang-orang membuka mata kamu, karena hal ini sering terjadi, dan mungkin anak kamu juga," kata Marry.
"Tidak peduli apa yang Anda pikirkan, orang-orang suka berpikir anak-anak mereka tidak melakukan hal-hal ini, tetapi kenyataannya sangat, sangat berbeda," jelasnya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)